Tertarik Menikmati Keindahan Intata di Beranda Nusantara?

By , Kamis, 4 Juni 2015 | 15:40 WIB

Membayangkan keindahan pulau cantik nan eksotis, dengan pasirnya selembut tepung, air laut super jernih dengan warna gradasi dari biru ke hijau tosca, dan lambaian nyiur di tepi pantai? Datanglah ke Intata. Anda akan merasa bak hulubalang kerajaan karena menaklukkan sebuah pulau. Ya, pulau ini tak berpenghuni. Pulau Intata merupakan salah satu pulau kecil terluar dari 11 pulau terluar yang dimiliki Provinsi Sulawesi Utara.

Pulau Intata terletak di bagian utara Pulau Sulawesi yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. Pulau ini hanya memiliki luas 0,15 kilometer persegi dan banyak ditumbuhi pohon kelapa. Di bagian selatan dan barat terdapat pasir putih, sementara di bagian timur pantainya berbatu. Secara administratif, Pulau Intata masuk dalam Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan dibatasi Samudera Pasifik di sebelah timur dan Pulau Kakorotan di sebelah selatan.

Menurut cerita, dulunya Intata merupakan bagian dari Pulau Kakorotan, sebuah pulau besar di seberangnya, hingga bencana gempa yang diikuti tsunami menghajar sehingga memisahkan Intata dari Kakorotan pada tahun 1600-an. Sebagian Pulau Intata tenggelam dan penduduknya hanyut, dan hingga kini penduduk di sana hanya tinggal di Kakorotan.

Di Kakorotan terdapat dermaga yang panjangnya mencapai sekitar 300 meter. Di dermaga inilah kapal-kapal perintis serta kapal Pelni yang melayari rute Nusa Utara, wilayah yang mencakup tiga kabupaten di ujung Sulawesi Utara, singgah untuk mengangkut dan menurunkan penumpang dan barang.

Naik dari pelabuhan Bitung, anda bisa mendapat bonus menyinggahi sekian pelabuhan sebelum tiba di Intata. Diperlukan sedikitnya tiga hari perjalanan dari Bitung sebelum tiba di Intata. Walau lama, tapi dijamin, pulau-pulau yang disinggahi juga tak kala indahnya. Nusa Utara memang wilayah eksotis di bibir lautan pasifik. Jika ingin melakukan perjalanan cepat, anda bisa naik pesawat dari Manado ke Melongguane di Talaud, dari sana lalu sewalah perahu speed boat ke Intata. Jika lautan teduh, hanya butuh sekitar 4 jam sudah bisa merapat di Intata.

Di Intata tidak tersedia penginapan, karena memang pulau ini tidak berpenghuni. Tapi jangan khawatir, penduduk Kakorotan yang ramah bersedia menampung anda di rumah mereka.

Mane'e

Jadwalkan kedatangan anda pada bulai Mei, dan rasakan pengalaman menangkap ikan dengan tangan bersama ribuan orang yang pasti datang ke Intata. Tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang ini, terus dijaga oleh warga Kakorotan, dan digelar setahun sekali tepat pada saat air laut mengalami surut terendah. Mereka menyebutnya Mane'e, yang oleh Pemerintah Kabupaten Talaud sudah dijadikan sebagai agenda wisata tahunan.

Pada Mei 2015, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut larut dalam Mane'e. Susi terlihat sangat gembira dan menikmati cara menangkap ikan dengan tangan itu. Sebuah kearifan milik warga Kakorotan yang digelar di Intata. Mereka memanggil ikan dengan cara menggiringnya melalui jaring yang terbuat dari janur dan tali hutan sepanjang 3,5 kilometer.

Proses menangkap ikan itu sendiri nyaris memakan waktu setahun penuh, dengan dimulainya masa "eha", sebuah masa di mana diterapkannya pelarangan pengambilan ikan dalam bentuk apa pun di wilayah Intata. Warga Kakorotan mematuhi aturan adat itu, sebab jika tidak sanksi adat menanti.

Seminggu sebelum Mane'e digelar, beberapa tahapan akhir dilakukan, di antaranya persiapan penentuan waktu yang tepat, pengambilan janur dan tali hutan, berdoa bersama lalu puncaknya ratusan orang menarik janur itu di laut, dan diikuti ribuan orang yang menangkap ikan bersama-sama. Langsung pakai tangan!

Kearifan yang terus dijaga oleh warga Kakorotan itu, menjadikan Intata bak pulau perawan yang terus terjaga. Terumbu karang yang tidak dirusak, ikan yang melimpah, pasir putih yang eksotis, laut yang bebas dari polusi, nyiur yang meneduhkan, dan keindahan pulau yang alami. Di salah satu sisi Pulau Intata, seakan kontras dengan sisi yang berhadapan dengan Pulau Kakorotan, benteng batu berukuran raksasa seakan menegaskan batas wilayah Negara Republik Indonesia.

Benteng batu ini berhadapan langsung dengan lautan Pasifik, dan seolah membiarkan dirinya menjadi tempat pecahnya empasan ombak Pasifik yang ganas. Anda wajib membawa peralatan kamera untuk mengabadikan keindahan dan eksotisme selama di Intata, untuk membuktikan bahwa pulau ini memang indah dan tentu menceritakan pada orang lain, bahwa di ujung utara Indonesia, ada tempat yang memesona.