Meski popularitas praktik memakan ari-ari meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebuah riset di Amerika Serikat tidak menemukan bukti ilmiah yang mendukung anggapan menyantap plasenta setelah melahirkan dapat meningkatkan energi dan melindungi ibu dari depresi.
Klaim bahwa menyantap plasenta mengandung vitamin dan bermanfaat bagi kesehatan perempuan populer dalam beberapa tahun terakhir.
Plasentophagy, nama praktik ini, disebut-sebut bisa mengurangi sakit pascamelahirkan, meningkatkan energi, membantu produksi air susu ibu, serta mempererat ikatan ibu dan anak.
Beberapa orang bahkan percaya bahwa tindakan itu bisa menambah zat besi dalam tubuh.
Namun sebuah tinjauan tim peneliti dari Universitas Northwestern di Amerika Serikat menyatakan tidak menemukan manfaat nyata dari menyantap plasenta.
Bakteri dan virus
Ulasan tim peneliti, yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Women's Mental Health, mempelajari 10 studi yang terkait praktik makan ari-ari.
Hasil tinjauan mereka menunjukkan tidak ada bukti bahwa memakan plasenta memberi manfaat bagi kesehatan. Sebaliknya, praktik itu berpotensi meracuni pelakunya.
Plasenta bertindak sebagai penyaring untuk menyerap dan melindungi janin yang berkembang dari racun dan bahan pencemar. Karena itu, bakteri atau virus masih bisa berada dalam jaringan plasenta setelah ibu melahirkan.
Ketua tim peneliti, Cynthia Coyle, seorang psikolog di Universitas Northwestern, mengatakan: "Kami merasa perempuan yang memilih melakukan plasentophagy bersedia mengonsumsi sesuatu tanpa bukti mengenai manfaat dan, yang lebih penting, informasi potensi risiko terhadap diri mereka sendiri dan bayinya."
Louise Silverton dari Akademi Kebidanan Inggris menyatakan tidak tersedia bukti yang cukup untuk menyarankan ibu hamil melakoni praktik makan plasenta.
Dr Daghni Rajasingam, juru bicara perhimpunan dokter ginekologi dan obstetri Inggris mengatakan walaupun plasenta sangat kaya akan aliran darah, terdapat sejumlah risiko bila dikonsumsi.
"Apa yang dilakukan para perempuan dengan plasenta adalah pilihan mereka – tapi saya tidak akan menyarankan itu dikonsumsi."