Sebuah studi baru menunjukkan, bahwa orang-orang yang memiliki masalah dengan indra penciuman mereka, kemungkinan berisiko lebih tinggi untuk kematian dini, dibandingkan dengan mereka yang tak memiliki masalah dengan indra penciuman.
Para peneliti menganalisa informasi lebih dari 1.100 orang dewasa di New York yang usianya rata-rata 80 tahun. Para peserta diminta melakukan tes “scratch and sniff”, di mana mereka harus mnegidentifikasi 40 jenis bau umum. Mereka yang nilainya kurang dari 18 poin dai seharusnya 40 poin dikatakan memiliki anosmia atau ketidakmampuan untuk mencium bau.
Hasil penelitian menemukan bahwa peserta penelitian dengan skor di kisaran rendah (0-20 poin) hampir empat kali lebih mungkin meninggal dunia selama periode empat tahun dibanding para peserta dengan kisaran skor tinggi (31-40 poin). Bahkan, 45 % dari peserta dengan skor rendah meninggal dunia selama periode penelitian.
Hasil penelitian ini diolah setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kematian, seperti usia, konsumsi alkohol, cidera kepala, merokok, atau bahkan demensia.
“Risiko kematian meningkat secara progresif dengan kinerja buruk dalam tes identifikasi bau, dan tertinggi ada pada mereka dengan kemampuan mencium bau terburuk,” ujar Dr. Davangere Devanand, seorang professor psikiatri dan neurologi di Columbia University.
Dengan bertambahnya usia mereka, kemampuan untuk mencium bau cenderung berkuranng. Gangguan indra penciuman juga dikaitkan dengan penyakit Alzhaimer dan penyakit Parkinson. Namun, studi baru menunjukkan bahwa demensia dan kondisi medis lainnya tak cukup menjelaskan hubungan antara kemampuan mencium bau dengan peningkatan risiko kematian.
Para peneliti mencatat, bahwa hilangnya kemampuan indra penciuman akan menempatkan seseorang pada bahaya tertentu, seperti mengonsumsi makanan basi, tidak mampu mencium kebocoran gas, hingga tidak menyadari adanya kebakaran.
Hilangnya kemampuan penciuman seseorang juga berarti ada sel-sel di dalam tubuh individu yang tidak dapat beregenerasi sebaik sebelumnya. Ini tentu bisa menempatkan seseorang pada risiko kematian yang lebih tinggi yang diakibatkan hal lain.
Masih perlu dilakukan penelitian yang lebih besar lagi untuk melihat factor-faktor lain yang memengaruhi kaitan kemampuan indra penciuman dengan kematian dini. Selain itu, juga untuk mengetahui apakah hal ini berlaku pada usia muda.