Robot tentakel yang lembut mungkin dapat menjadi alat ideal untuk melakukan operasi mikroskopik. Hal ini dikatakan oleh para peneliti yang mampu mengangkat semut tanpa meremukkan tubuhnya dengan robot tentakel tersebut. Selain itu robot ini juga bisa menggenggam telur ikan tanpa merusaknya.
Robot konvensional dibangun dari bahan-bahan kaku, sehingga rentan terhadap gundukan, goresan, tikungan dan jatuh. Para peneliti pun telah mengembangkan pembuatan robot berbahan plastik elastis yang lembut dan karet, terinspirasi dari gurita, cacing, dan bintang laut. Robot-robot ini bersifat resistan terhadap berbagai kerusakan, mengatasi banyak rintangan termasuk membenahi robot yang rusak.
Miniaturisasi robot lunak untuk aplikasi kecil telah terbukti menantang. Robot lunak bergerak dengan bantuan kompresi udara yang dipaksa masuk dan keluar dari banyak saluran pneumatik kecil mengalir melalui tubuh mereka (menggembung dan mengempis seperti balon). Namun para ilmuwan telah menghadapi tantangan tersebut. Robot-robot tentakel ini pun dapat bergerak spiral seperti belalai gajah, tentakel gurita, sulur tanaman, dan ekor monyet.
Tabung mikroskopis berukuran 5 sampai 8 milimeter panjangnya, rata-rata setara dengan panjang semut merah. Setiap tabung memiliki dinding setebal 8-32 mikron dan saluran berongga 100 sampai 125 mikron lebarnya. Sebagai perbandingan, lebar rata-rata rambut manusia adalah sekitar 100 mikron. Untuk membuat tabung mikroskopis ini, kawat tipis atau serat optik dicelupkan dalam karet silikon cair kemudian dilucuti pipa berlubang setelah cairan itu dipadatkan. Para peneliti memompa dan mengempeskan tabung dengan jarum suntik (sebagai pompa).
Karena dapat menggenggam pinggang semut (lebarnya sekitar 400 mikron) tanpa merusak tubuhnya, para peneliti menyarankan robot tersebut bisa membantu dengan aman dan hati-hati memanipulasi pembuluh darah atau bahkan embrio dalam operasi invasif minimal. "Gerakan spiral lembut dan gerakan menyendok dari robot ini pasti akan membantu," kata Jaeyoun Kim, insinyur listrik di Iowa State University, kepada Live Science.