Menjalani transplantasi ginjal adalah hal yang besar. Demikian pula dalam menjalani transplantasi pankreas. Tetapi, mendapatkan transplantasi ginjal dan pankreas sambil menjalani pencangkokan kulit kepala dan tengkorak belum pernah terjadi sebelumnya sampai baru-baru ini.
Pada Mei 2015 lalu, dokter di Texas, Amerika, melakukan transplantasi multi-organ pertama yang dipasangkan dengan transplantasi tengkorak dan jaringan kulit kepala. Pasien, James Boysen (55) adalah warga Austin, Texas, yang didiagnosis kanker langka yang disebut leiomyosarcoma di tahun 2006. Kanker ini mengenai otot di bawah kulit kepala. Tadinya dokter mengira kanker itu telah sukses diatasi dengan kemoterapi dan radiasi. Namun ternyata Boysen memiliki luka yang dalam dan luas di kulit dan tulang atas kepalanya.
Bukan hanya memerlukan operasi untuk memperbaiki kulit kepala dan tengkoraknya, Boysen juga butuh ginjal dan pankreas baru. Didiagnosis diabetes saat berusia 5 tahun, ia sebenarnya sudah menjalani cangkok ginjal dan pankreas di tahun 1992, tapi dokter belum lama ini menyatakan ia butuh organ baru.
Walau begitu, dokter yang menangani Boysen menghadapi dilema: luka di kepala Boysen membuat pencangkokan organ dalam jadi tak mungkin. Luka itu membuat pasien lebih rentan infeksi.
"Luka yang sudah ada, terutama yang besar, adalah penyebab utama terjadinya infeksi. Ada aturan umum bahwa jika ada luka besar, tidak boleh dilakukan pencangkokan," kata Dr.Jesse Selber, ahli bedah plastik dan rekonstruksi dari Anderson Cancer Center di Houston, salah satu dari tim dokter yang menangani kasus ini.
Di lain pihak, dokter juga takut jika mengobati luka (dengan melakukan operasi rekonstruksi di kepala Boysen) akan membuat organ-organ dalamnya makin lemah.
Dokter akhirnya membuat keputusan untuk mengombinasikan semua pencangkokan pada satu operasi. Menurut Selber, ini adalah operasi yang sangat rumit karena memakai organ dan jaringan dari satu donor.
Lebih dari 50 tenaga medis terlibat dalam prosedur ini dan butuh 15 jam untuk menyelesaikan operasinya. Boysen mendapatkan dua organ baru (ginjal dan pankreas), dan juga tulang tengkorak dan jaringan kulit kepala.
"Koordinasi kasus ini sangat sulit. Kami harus berkoordinasi dengan tim bedah berbagai bidang dari rumah sakit yan berbeda untuk melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.
Bagi Boysen sendiri risiko kegagalan operasinya sangat besar. Namun menurut Selber saat ini pasiennya sedang dalam proses pemulihan. Walau ada kemungkinan tubuh Boysen akan menolak organ baru, tapi ia berada dalam pengawasan ketat dokter.