Hari ini, Selasa (16/6) Tiongkok mengatakan bahwa negara itu akan segera menyelesaikan reklamasi tanah yang diprotes di daerah sengketa Laut Tiongkok Selatan, serta bertekad untuk terus membangun pulau-pulau buatan manusia itu yang telah menimbulkan ketegangan dari negara-negara lain yang turut mengklaimnya.
“Proyek reklamasi tanah pembangunan Tiongkok di beberapa pulau dan karang Kepulauan Nansha itu akan diselesaikan dalam beberapa hari mendatang,” menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam pernyataan, dengan menggunakan nama Tiongkok untuk Spratly Islands.
Pernyataan singkat kementerian itu, yang tidak memberi tanggal penyelesaian, membela proyek reklamasi tanah itu sebagai “tidak dapat diganggu gugat” dan dimaksudkan terutama bagi tujuan sipil bukan militer.
“Upaya itu wajar dan sah. Ini tidak mempengaruhi dan tidak melawan negara manapun dan tidak mempengaruhi kebebasan berlayar negara-negara dan penerbangan di Laut Tiongkok Selatan,” kata pernyataan itu, mengulangi pernyataan Tiongkok sebelumnya.
Amerika Serikat telah semakin memperkuat tentanganya terhadap proyek pembangunan pulau itu, yang sekarang dikabarkan meliputi 700 hektar di atas pulau-pulau dan karang yang sebelumnya tidak berpenduduk dalam jalur pelayaran yang strategis itu.
Sebagian dari pembangunan pulau itu tampaknya mempunyai tujuan militer, termasuk sistem radar peringatan dini, barak militer dan landasan pacu. Bulan lalu, Amerika juga mengatakan Tiongkok telah memasukkan kendaraan-kendaraan artileri ke pulau-pulau itu, meski kendaraan-kendaraan tersebut sekarang telah dipindahkan.