Wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri kebal antibiotik semakin menjadi ancaman bagi warga dunia. Pemahaman tentang penyakit yang dikenal sebagai Antimicrobial Resistance (AMR) dan bagaimana cara mencegahnya perlu segera disosialisasikan kepada masyarakat untuk menekan tingginya risiko. Jika tidak ditanggulangi secara cepat, kematian akibat AMR akan lebih tinggi daripada kematian akibat kanker dan penyakit kronis lainnya.
(Baca juga: Wabah Bakteri Kebal Antibiotik Mengancam)
Dalam pertemuan yang diselenggarakan WHO South East Asia Regional Office (SEARO) di New Delhi, 16 dan 17 Juni ini, Prof dr Tjandra Yoga Aditama selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang menghadiri pertemuan tersebut menerangkan, “Dunia dapat masuk dalam post-antibiotic era, dimana penyakit infeksi ringan pun bisa jadi berat karena kumannya tidak bisa dibunuh lagi."
Dari pertemuan WHO SEARO yang ia hadiri, Tjandra menjelaskan lima program yang dicanangkan badan kesehatan dunia itu untuk segera dilakukan tiap negara, yakni:
- Meningkatkan pemahaman tentang AMR di masyarakat, kalangan kesehatan dan sektor terkait
- Meningkatkan ilmu pengetahuan melalui surveilans dan riset
- Mengurangi terjadinya infeksi, a.l dengan hygiene, sanitasi, PHBS dan vaksinasi
- Penggunaan antiobiotika secara optimal, tidak berlebihan dan sesuai indikasi
- Menjamin investasi untuk mengatasi resistensi antimikroba