Badan Pangan dan Obat Amerika Serikat (FDA), Selasa (16/6) melarang perusahaan-perusahaan makanan menggunakan lemak trans. Mereka menyatakan bahwa lemak trans tidak aman untuk ditambahkan pada makanan.
Pabrik pangan kerap menggunakan lemak trans karena lemak ini memakan waktu lebih lama untuk memecah makanan, tak seperti lemak cair. Pada suhu ruangan, lemak trans menjaga makanan lebih tahan lama. Selain itu, lemak semi-padat seperti lemak trans lebih murah dibanding mentega atau lemak dengan karakteristik yang sama seperti transfat, contohnya minyak kelapa.
Selain itu, penggunaan lemak trans dianggap tidak sehat karena lemak ini mengandung stuktur kimia tertentu yang tidak bisa diurai oleh tubuh. Karena susah diurai, lemak ini menetap di jaringan lemak yang menyebar di tubuh, menjadi penyebab meningkatnya kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolestrol jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) dalam tubuh.
Di sejumlah negara seperti Denmark dan Inggris, penggunaan lemak trans sudah lebih dulu dilarang. Di Indonesia sendiri, penggunaan lemak trans masih diperbolehkan.