Lemak ternyata tak hanya tertimbun di pembuluh arteri dan menyebabkan penyakit jantung, tetapi juga dapat membahayakan otak. Sebuah penelitian mengatakan, konsumsi lemak trans dapat mendatangkan malapetaka bagi memori.
(Baca juga: Mengapa Penggunaan Lemak Trans Dilarang?)
Dr. Beatrice Golomb, profesor kedokteran dari University of California San Diego dan rekan-rekannya menganalisa informasi pola makan 1.018 pria dan wanita sehat yang merupakan bagian dari penelitian obat penurun kolesterol. Peserta penelitian menjawab dengan detil apa yang mereka makan, bagaimana makanan diolah dan peneliti menghitung jumlah lemak trans yang dimakan berdasarkan jawaban tersebut.
Setiap peserta juga ikut serta dalam tes mengingat kata untuk mengukur memori. Mereka diberi serangkaian kartu-kartu berisi kata. Pertama mereka melihat satu set 104 kartu. Kemudian, mereka melihat set lain yang hanya punya 22 kata sama dan ditanya untuk mengenali kata baru dan kata pengulangan.
Ketika peneliti menyesuaikan konsumsi lemak trans dengan kinerja tes daya ingat, mereka menemukan mereka yang paling banyak makan lemak trans, ternyata paling banyak kesalahan dalam melabelkan kata. Efek ini tampaknya paling buruk dialami sukarelawan muda dibanding yang sudah berumur.
"Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain yang membuktikan, trans fat memiliki peran kunci dalam fungsi otak, termasuk suasana hati dan perilaku," kata Golomb. "Dan kita sekarang punya hasil penelitan yang membuktikan lemak itu berdampak merusak energi sel dan menimbulkan stres oksidatif."
Kendati penelitian itu tidak menggali bagaimana lemak trans merusak memori, cukup banyak bukti lemak trans menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel-sel. Keberadaan lemak dapat menyebabkan naiknya molekul oksigen tak stabil yang menyebabkan ketidakstabilan DNA, protein dan lemak lain mendorong sel-sel yang terkena untuk mati. Beberapa studi lain membuktikan pusat memori di otak, di hippocampus, yang sangat rentan terkena perubahan seperti itu cukup dapat menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan Golomb.
Fakta bahwa peserta yang lebih muda tampaknya lebih terkena efeknya mungkin merefleksikan fakta, bahwa orang berumur sudah mengalami penurunan memori karena hal lain, efek kumulatif cedera otak, dari kurang tidur sampai cedera traumatik seumur hidup. Pada orang berumur, perbedaan perubahan memori tidak akan sekuat pada mereka yang berusia lebih muda.
Pada dasarnya, untuk setiap gram per hari lemak trans yang dimakan peserta penelitian, para sukarelawan mampu dengan akurat mengingat 0,76 kata lebih sedikit. FDA baru-baru ini membolehkan perusahaan dengan produk mengandung 0,5 gram lemak trans untuk diberi label tanpa lemak trans.
Bila seseorang makan delapan produk seperti itu (dalam jumlah sedang, ditemukan dalam makanan kalengan, cheese cake beku, dan popcorn), mereka mengonsumsi 8 gram lemak trans. Dengan begitu, berarti mereka mungkin mengingat tiga kata lebih sedikit pada tes memori secara rata-rata. "Asosiasi itu tampak tidak kecil dalam pandangan saya," kata Golomb.
"Tidak ada yang baik dari paparan dan konsumsi lemak ini. Tidak ada manfaat positif konsumsi lemak trans," tegasnya.