Earwig (Labidura riparia), serangga dengan badan pipih dan dua ujung lancip layaknya penjepit tang ini memiliki cara unik untuk membuat dirinya lolos dari maut.
Dalam hasil studi yang dilansir jurnal The Science of Nature Sabtu (13/6) lalu, pemimpin studi John Byers menjelaskan bahwa earwig akan mengeluarkan cairan pahit berbau busuk dari mulutnya jika seekor kadal—predator yang kerap memakan serangga ini, berusaha menelannya.
Cairan yang dikeluarkan earwig mengandung campuran dua senyawa belerang, yakni dimetil disulfida dan dimetil trisulfida. Dimetil disulfida telah lama diketahui sebagai neurotoxin, yakni racun yang menyerang dan melumpuhkan sistem saraf. Sejumlah tanaman dan jamur tertentu juga menggunakan campuran senyawa itu untuk meniru bau bangkai hewan atau kotoran, contohnya bunga bangkai (Rafflesia arnoldii). Namun untuk earwig, cairan berbau tersebut digunakan bukan untuk meniru bau busuk yang dapat menjauhkannya dari pemangsa, melainkan upaya pertahanannya sendiri yang khas.
Tina Gasch, peneliti asal Jerman yang menyelidiki komponen kimia dari cairan yang dikeluarkan earwig menjelaskan bahwa memang spesies tertentu dari earwig memiliki sistem pertahanan demikian. Ia menyebut cairan yang dikeluarkan earwig sebagai sesuatu yang “menjijikkan, menjengkelkan, senjata pertahanan yang sangat beracun.”