Universitas Dundee Kembangkan Obat Anti Malaria

By , Senin, 22 Juni 2015 | 10:00 WIB

Para peneliti di Universitas Dundee telah menemukan senyawa baru yang dapat mengobati malaria sekaligus melindungi orang dari penyakit malaria dan mencegah penyebarannya hanya dalam dosis tunggal.

Senyawa yang diberi nama DDD107498 ini tengah dikembangkan oleh Drug Discovery Unit (DDU) Universitas dan Medicines for Malaria Venture (MMV).

Para ilmuwan mengatakan bahwa obat baru yang menarik ini bisa bekerja dengan baik terhadap parasit yang resisten terhadap pengobatan saat ini. Detail penemuan ini telah dipublikasikan di Journal Nature.

The World Health Organisation (WHO) melaporkan 200 juta kasus klinis malaria pada tahun 2013, dengan 584.000 orang meninggal dari penyakit yang ditularkan nyamuk tersebut, kebanyakan dari mereka wanita hamil atau anak-anak balita.

Kekhawatiran muncul akan kecenderungan malaria yang resisten terhadap pengobatan saat ini, sudah muncul di perbatasan antara Myanmar dan India.

Ancaman Nyata

Dr Kevin Read, pemimpin utama proyek mengatakan bahwa obat ini dibutuhkan segera. Ia mengatakan, “Resistansi terhadap obat anti malaria standar terbaik saat ini dianggap sebagai ancaman nyata.”

Senyawa yang telah ditemukan ini bekerja dengan cara yang berbeda dengan seluruh obat anti malaria lain di pasaran atau klinik pengembangan, yang berarti bahwa ia memiliki potensi besar untuk bekerja melawan parasit yang resisten terhadap obat saat ini.

“Sasarannya ialah bagian dari organ yang membuat protein denga parasit penyebab malaria,” tambahnya.

Dr David Reddy, CEO MMV menambahkan, “Malaria terus menerus mengancam hampir setengah dari populasi dunia.”

DDD107498 merupakan senyawa menarik karena digadang-gadang tidak hanya untuk mengobati malaria, tetapi juga melindungi masyarakat yang rentan terhadap penyakit ini.

Universitas tersebut telah bekerja sama dengan MMV sejak 2009 untuk mengidentifikasi pengobatan terbaru untuk malaria. Proyek ini terinisiasi dengan menguji sekitar 4.700 senyawa di DDU, untuk memeriksa kemungkinan senyawa yang dapat memusnahkan parasit malaria.

Hal ini memberikan titik awal dalam kimia untuk senyawa baru, yang dioptimalkan melalui siklus desain, persiapan dan pengujian.

Saat ini, senyawa tersebut tengah menjalani uji keamanan melalui MMV, untuk memasuki uji klinis terhadap manusia tahun depan.