Festival daging tahunan di Kota Yulin, Tiongkok, di mana ribuan anjing akan dipotong untuk dikonsumsi dagingnya, menimbulkan kontroversi. Para aktivis pencinta binatang mengecam tindakan tersebut karena anjing dianggap sebagai hewan peliharaan, bukan sumber makanan.Bagi orang di Amerika Serikat dan negara barat lainnya, anjing adalah sahabat terbaik manusia. Anjing di sana mendapat hadiah Natal, dibawa ke dokter secara berkala, serta diajak naik naik pesawat untuk berlibur. Makan daging anjing tak pernah terpikir dalam benak mereka.Kembali ke Tiongkok, konsumsi daging anjing memiliki sejarah yang cukup panjang. Di masa Dinasti Han (202-220 SM), daging anjing dianggap sebagai makanan yang lezat. Meski begitu, di masa Dinasti Sui-Tang (581-907 SM), makan daging anjing mulai dilarang dan dianggap sebagai kebiasaan tercela. Anjing lebih dianggap sebagai teman berburu.Di abad 21 ini, anjing di Tiongkok dianggap sebagai hewan peliharaan, teman pengusir kesepian. Dari 130 juta anjing di negeri tirai bambu itu, sekitar 27 jutanya adalah hewan peliharaan. Generasi muda di Tiongkok saat ini menganggap kucing dan anjing sebagai teman yang bisa berpikir dan merasa, serta layak dicintai. Lebih dari itu, anjing tidak dianggap sebagai makanan, tetapi teman. Di Guangzhou, kota yang terkenal dengan kebiasaan makan hewan eksotis, tidak hanya anjing, tapi juga ular, ubur-ubur, dan kucing, sebuah restoran yang menyajikan daging anjing selama 51 tahun dikabarkan sudah tutup. Konsumsi daging anjing masih ditemukan di banyak negara, seperti Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Meksiko, Korea Selatan, Taiwan, dan sebagian kecil Swiss. Penolakan terhadap konsumsi daging anjing bukan hanya karena anjing merupakan "sahabat" manusia, tapi juga karena sebagian besar anjing tersebut adalah anjing liar yang kemungkinan membawa rabies. Cara anjing tersebut dipotong juga dianggap sebagai tindakan yang kejam. Meski begitu, kalau mau jujur sebenarnya bukan hanya anjing yang mendapat perlakuan kejam. Hewan-hewan ternak yang dagingnya kita anggap makanan, seperti ayam, babi, atau sapi, juga mendapat perlakuan yang tidak lebih baik.