Permata, Primadona Sinema yang Dimakan Usia (1)

By , Jumat, 26 Juni 2015 | 11:30 WIB

Hari itu, lima tahun lalu, seorang primadona menulis sebuah surat pemberitahuan kepada para penggemarnya. Dalam surat itu, dia menyatakan bahwa mulai tanggal 1 Agustus dia memutuskan untuk pensiun dari dunia hiburan.

Perkenalkan sang primadona, namanya Permata. Mungkin lebih cocok disebut mantanprimadona. Dia dilahirkan tahun 1946. Sampai hari ini, mantan primadona ini masih beralamat di Jl. Sultan Agung, Yogyakarta.

Jika ingin tahu kapan dia menjadi idola, maka jawabannya adalah  era 70 sampai 80an, dimana 350 kursi yang dimilikinya selalu ramai oleh pengunjung.

Di tahun 90an dia mulai terpuruk. Kalah oleh bintang lain, televisi dan vcd, yang hari ini mulai redup juga. Dia bertahan sebisanya, menghibur orang seadanya, sampai akhirnya napasnya tidak kuat lagi meladeni kecepatan. Dia pensiun dalam kondisi yang boleh dibilang buruk.

Jika ada dari anda yang bertanya-tanya, siapa dia? Siapa Permata? Maka dengan rendah hati saya jawab, dia adalah bioskop. Atau hari ini boleh saja dipanggil, Bioskop Permata.

Tahun 2010, di Yogyakarta, hanya tersisa dua bioskop tua yang masih bisa berpanjang napas. Permata di Jl. Sultan Agung, dan Indra di kawasan Malioboro. Dua-duanya dibawah naungan NV Perfebi. Tak lama setelah Permata dihentikan operasinya, Indra menyusul.

Film terakhir yang diputar di Permata berjudul “Gairah dalam Pergaulan”, diperankan oleh Vino G. Bastian dan Luna Maya.