Tak Memiliki Tempurung, Nenek Moyang Penyu Justru Terkait Erat dengan Ular

By , Rabu, 1 Juli 2015 | 10:30 WIB

Penemuan baru seekor penyu berumur 240 juta tahun menunjukkan bahwa penyu lebih erat terkait dengan ular daripada yang pernah kita pikirkan. Pertemuan ini juga mengungkapkan bagaimana penyu pertama mengevolusi cangkangnya.

"Kakek penyu" seperti itulah ia dinamakan, bisa membantu untuk memecahkan perdebatan lama tentang pohon keluarga yang luar biasa dari semua penyu. Satu teori menyatakan bahwa penyu adalah dinosaurus, seperti layaknya burung. Tapi penelitian yang dipublikasikan dalam Nature ini menyimpulkan bahwa penyu lebih erat terkait dengan kadal dan ular.

Meskipun sulit untuk membayangkan penyu merayap lambat dan berat di tanah, penulis senior Hans-Dieter Sues menunjukkan, "Ular hanya kelompok besar kadal tak berkaki."

Dia menambahkan bahwa nenek moyang yang menghasilkan penyu dulunya merupakan reptil kecil yang sangat mirip dengan kadal dengan tambahan batang tulang rusuk.

Sues dan rekannya, Rainer Schoch menganalisis sisa-sisa Kakek penyu (Pappochelys rosinae), yang ditemukan di Schumann, sebuah kawasan tambang di Jerman. Berdasarkan anatomi, mereka mengklasifikasikan penyu sebagai salah satu diapsid, kelompok yang mencakup dinosaurus, burung, pterosaurus, spesies yang telah punah lainnya, buaya, kadal, ular dan tuatara, yang merupakan reptil mirip kadal.!break!

Seekor penyu sungai di sepanjang pantai di Costa Rica yang diduga keturunan Kakek penyu. (news.discovery.com/Thinkstock)

Sues dan Schoch percaya bahwa penyu jauh lebih terkait dengan kadal dan ular dengan keturunan diapsid besar lainnya, termasuk dinosaurus dan burung. Kakek penyu dengan panjang delapan inci tidak memiliki shell, tapi memiliki satu keunikan, yaitu rusuk luas berbentuk "T" dengan dinding keras dari tulang di sepanjang perutnya.

"Konfigurasi tulang rusuk ini akan menggerakkan mereka dan menyebabkan pengembangan cara baru bernapas dalam penyu," kata Sues. "Studi perkembangan modern menunjukkan bahwa penyu terbentuk dari hasil perkembangan tulang vertebra dan tulang rusuk."

Adapun mengapa hal ini terjadi, para peneliti berteori bahwa penyu mungkin pada perkembangannya merupakan reptil yang tinggal di air."Peran utamanya yaitu perlindungan organ vital secara menyeluruh," Sues mengatakan. Ia menambahkan bahwa shell awalnya mungkin juga membantu mengontrol daya apung dengan membuat hewan menjadi lebih berat.

Ular dan kadal tak pernah mengalami pengembangan tempurung karena mereka mengembangkan strategi lain untuk menghindari predator. Beberapa kadal yang telah punah dulunya melakukan olahraga untuk membentuk pelindung tubuh, tapi bentuknya tidak seperti tempurung penyu dan kura-kura saat ini.

Tyler Lyson, kurator paleontologi vertebrata di Denver Museum of Nature & Science, dan seorang ahli terkemuka pada evolusi penyu dan dinosaurus mengatakan bahwa penelitian ini merupakan kontribusi yang sangat penting dalam menyikapi perdebatan yang terkait dengan penyu, serta asal usul evolusi dari cangkang penyu.

Lyson setuju dengan Sues dan Schoch dengan penempatan penyu sebagai kelompok saudara kadal, ular dan tuatara.Yang luar biasa adalah bahwa, bahkan ketika orang awam melihat penyu ini, kemiripan antara kadal dan dinosaurus tampak jelas, meskipun penyu dan kura-kura juga memiliki penampilan dan anatomi tubuh mereka sendiri yang unik.