“Pembangunan itu harus Nawa Cita, artinya pemerataan pembangunan itu wajib. Jangan seperti guyonan ini, Jakarta itu sungainya nggak ada tapi jembatannya banyak, sedangkan yang di luar sana sungainya banyak tapi jembatannya nggak ada.” ujar Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan RI yang ditemui di kantornya. (26/6)
Selama delapan bulan menjalankan tugas, Jonan menemukan titik utama yang harus dibenahi dari infrastruktur Indonesia yakni memperluas kapasitas layanan publik. Baginya hal ini mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Berkiblat ke arah Nawa Cita, Jonan menyatakan komit untuk menciptakan negara yang mampu mempersatukan bangsa.
Upaya ini diwujudkannya melalui alokasi dana APBN senilai Rp 64,9 triliun untuk menjalankan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang memiliki potensi pengembangan ekonomi. “Semua jalur sama pentingnya untuk diperhatikan, tetapi yang layak untuk mengembangkan ekonomi dan bukan lahan bisnis itu yang menjadi prioritas.” tandas Jonan.
Pada tahun 2015, Kementerian Perhubungan akan menjalankan berbagai proyek pembangunan transportasi di jalur darat, laut, udara, dan kereta api. Pembangunan ini akan difokuskan pada daerah tertinggal, pedalaman, pulau terdepan, dan pulau terpencil.
Di antaranya adalah pembangunan dermaga penyebrangan di 67 lokasi, rehabilitasi fasilitas pendukung kenavigasian sebanyak 71 paket, perpanjangan dan perlebaran runway di 35 bandara, dan pembangunan jaringan kereta api di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.