Fosil baru spesies baru cacing purba ditemukan di sebelah tenggara Tiongkok.
Spesimen cacing dengan duri serupa paku di sepanjang atas tubuhnya ini mirip dengan fosil yang ditemukan ahli paleontologi sebelumnya, Desmond Collins di tahun 80an, sehingga spesimen cacing purba baru ini diberi nama Collinsium ciliosum atau monster Collin.
Penemuan fosil cacing purba ini dijelaskan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, dengan menyebutkan bahwa ciri fisik dari spesimen ini ialah duri-duri yang menghiasi punggungnya, sepasang antena di kepalanya, enam pasang lengan berbulu, dan sembilan pasang lengan belakang yang di ujungnya terdapat cakar. Panjangnya sekitar lima hingga 15 sentimeter.
Monster Collin merupakan kerabat dekat Hallucigenia. Keduanya memiliki banyak kemiripan. Bedanya, monster Collin memiliki lebih banyak duri dan punya lengan untuk membantunya makan. Selain itu, monster Collin dapat segera diidentifikasi mana bagian kepala dan ujungnya, tak seperti Hallucigenia yang memakan waktu hingga 40 tahun untuk menentukan ujung kepala dan buntutnya. Meski demikian, keduanya merupakan nenek moyang dari cacing beludru (velvet worm atau Onychopora), cacing serupa kepompong yang menembak mangsanya dengan lendir.
Menurut seorang ahli paleontologi dari University of Toronto Marc Laflamme, penemuan fosil Hallucigenia dan monster Collin layaknya tiket emas untuk mendapat pemahaman awal mulanya evolusi binatang seperti ini. satu penemuan baru, menurutnya, dapat mengubah pemahaman sebelumnya yang telah diketahui.