Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) memiliki satu kawasan yang berada di kompleks Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek), Serpong, Tangerang Selatan. Untuk bisa masuk ke sini, seseorang harus membuat janji terlebih dahulu dengan pihak Batan karena ada beberapa pintu pemeriksaan yang mengharuskan pengunjung membawa tanda bukti sudah ada janji bertemu. Kompas.com bersama sejumlah pewarta berkesempatan datang ke sana pada Senin (29/6) pagi. Dari gerbang depan Puspitek, Batan ada di sebelah kanan paling ujung. Sesampainya di depan gerbang Batan, petugas memeriksa dengan ketat, mulai dari kendaraan yang dibawa sampai barang-barang yang ada di kantong pakaian dan tas. Setelah itu, setiap orang mendapat satu kartu tamu, baru bisa masuk.Kawasan Batan terdiri atas beberapa gedung dengan salah satu gedung terbesar adalah gedung reaktor nuklir bernama Swambessy. Selain di Puspitek, Batan juga memiliki reaktor nuklir di Bandung dan Yogyakarta. Keduanya berada di tengah kawasan padat penduduk yang menandakan kalau reaktor nuklir tersebut aman.Para pewarta diarahkan menuju gedung reaktor nuklir. Di dalam, semua barang elektronik dikumpulkan dan tidak diperbolehkan memfoto dengan kamera maupun ponsel. Setelahnya, pewarta harus melakukan sejumlah prosedur sebelum masuk ke ruang reaktor. Prosedur pertama adalah memakai baju khusus yang cukup panjang hingga menutup kaki. Baju itu berfungsi untuk menahan efek radiasi yang mungkin muncul ketika berada di dalam ruang reaktor. Setelah baju, juga harus menggunakan sarung khusus untuk alas kaki. Kemudian, pewarta diajak oleh sejumlah petugas masuk ke lift menuju ruang reaktor di lantai paling atas. Ada beberapa pintu sebelum masuk ke ruang reaktor. Tujuannya agar udara di dalam reaktor tidak tercampur dengan udara di luar. Ukuran pintu cukup besar dan rata-rata berwarna hijau. Gagang pintu berupa roda yang harus diputar cukup keras agar bisa terbuka. Setibanya di dalam ruang reaktor, pewarta diajak melihat langsung nuklir yang berada di tengah ruangan. Nuklir diletakkan di dalam tabung besar berisi air murni. Tabung itu berdiameter lima meter dan tinggi belasan meter. Orang hanya bisa melihat dari atas tabung tersebut. Dari jauh, nuklir terlihat seperti cahaya terang yang menyinari air dari bawah. Staf Batan Yusi Eko Yulianto menjelaskan, nuklir yang dilihat di dalam tabung sama dengan nuklir yang diledakkan di dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, saat perang dunia ke dua. Namun nuklir di Batan sudah dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya. "Nuklirnya sama persis, cuma nuklir yang di sini tidak dikembangkan menjadi bom. Sebenarnya, nuklir punya banyak manfaat, enggak cuma buat senjata, tapi bisa buat mengawetkan makanan juga," kata Yusi.Selain melihat reaktor nuklir secara langsung, pewarta juga diajak berkeliling melihat berbagai fasilitas, seperti ruang kontrol yang dijaga petugas selama 24 jam dengan tiga shift setiap harinya. Selesai melihat-lihat, masing-masing orang harus masuk ke dalam satu kotak untuk memeriksa apakah orang tersebut terpapar radiasi. Jika dipastikan bersih dari radiasi, baru boleh keluar ruangan. Menurut Yusi, masyarakat umum boleh berkunjung ke gedung reaktor nuklir di sana. Tahapan untuk bisa berkunjung adalah dengan menghubungi langsung pihak Batan dan mengatur jadwal."Bisa buat rekreasi. Ini semua aman, kita pastikan tidak berbahaya sama sekali. Masyarakat bisa kenal nuklir lebih dekat, dan enggak melulu mikir negatif tentang nuklir," terang Yusi.