Peningkatan Urbanisasi Beijing Berdampak Buruk bagi Lingkungan

By , Selasa, 7 Juli 2015 | 19:45 WIB

Pertumbuhan masyarakat urban di kota Beijing membuat ukuran kota ini bertambah empat kali lebih besar dari tahun 2000 hingga 2009.

Dari data yang ditunjukkan satelit NASA, QuikScat, diketahui bahwa perkembangan itu berdampak pula pada peningkatan suhu dan berkurangnya kecepatan angin di wilayah kota.

Data peningkatan pertumbuhan urban di kota Beijing, Tiongkok. (NASA/JPL-Caltech)

Dari data yang ditunjukkan pada gambar di atas, dijelaskan bahwa warna abu dan hitam menunjukkan gedung-gedung, dengan gedung tertinggi dan terbesar ditunjukkan oleh warna abu cerah di tengah-tengah kota.

Selain memengaruhi pola angin dan polusi udara di Beijing, bertambahnya gedung dan bangunan di ibukota Tiongkok itu mengakibatkan sejumlah dampak yang juga terjadi di wilayah tua Beijing. Dampak urbanisasi itu, selain meningkatnya suhu udara, juga berakibat pada semakin keringnya tanah, stagnasi udara dan meningkatnya polusi oksidan. Tak hanya itu, dampak juga dirasakan saat musim dingin datang, di mana suhu naik hingga 3 sampai 4 derajat Celsius. Kecepatan angin menurun hingga 2-7 mph (1-3 meter per detik), mengakibatkan udara di kota ini menjadi stagnan, dan polusi ozon pun meningkat.

Dampak pertumbuhan mega-urban di Beijing ini dimuat di Journal of Geophysical Research Atmospheres.