Kadang senyum lebih mewakili perasaan kita dibandingkan kata-kata. Kita tersenyum tanpa suara dan tertawa keras, keduanya adalah bukti kemampuan kita beradaptasi dalam berbagai situasi di kehidupan sosial.
Ketika kita tersenyum, beberapa fitur pada wajah kita berubah. Kita tersenyum ketika kita sedang berbicara atau saat mengeluarkan bunyi tawa.
Tapi, bagaimana asal mula senyum?
Tidak ada yang tahu secara pasti namun diyakini ekspresi tertawa sebenarnya berasal dari nenek moyang kita yang "meringis ketika sedang merasa takut", semacam "meringis" yang dipaksakan.
Namun analisis terhadap perilaku simpanse—yang bisa tertawa secara spontan ketika mereka sedang bermain—mematahkan argumentasi tersebut.
Simpanse—seperti halnya manusia—bisa tersenyum secara positif, dengan menggunakan bibir atas, sama seperti yang kita lakukan. Dan gerak wajah ketika simpanse tertawa ternyata juga sama dengan gerak wajah kita.
Ini semua mengungkap bahwa jenis tawa berevolusi ketika nenek moyang kita hidup, jauh sebelum manusia modern muncul.
Dan karenanya, senyum kita telah berevolusi selama lebih dari lima juta tahun, demikian hasil kajian baru yang dimuat di jurnal PloS One.
!break!
Senyum tanpa suara
Kesimpulan tersebut didapat setelah satu tim ilmuwan mempelajari ekspresi wajah 46 simpanse ketika mereka bermain.
Simpanse-simpanse ini berasal dari empat koloni yang berbeda di Zambia, Afrika.
Para ahli menggunakan sistem kode khusus yang bisa membantu mengungkap gerakan sekecil apa pun pada wajah, yang kemudian dibandingkan dengan senyum manusia.