Matahari sedang terik pada siang itu, saat pesawat Hercules C-130 jatuh, Selasa (30/6). Ahmad Fakhri bersama dua teman lainnya, Rizal dan Rahmat, sedang menyelesaikan pekerjaan mengecat sebuah kubah di bagian atap rumah toko Royal Gardenia di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara.
Fakhri tak sadar saat Pesawat Hercules C-130 tiba-tiba mendekat ke arah dia dan dua rekannya. Saat itu, ia mengira pesawat itu hanya melintas dengan terbang rendah. (Baca juga Penyebab Jatuhnya Pesawat Hercules Diduga Dua Mesin Mati)
"Biasanya lebih tinggi. Tapi saya kira pesawat lintas biasa," kata Fakhri dengan sedikit menahan rasa sakit di Rindu B Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Jumat (3/7).
Pesawat militer bermuatan 122 orang tersebut semakin mendekat tanpa disadari oleh Fakhri dan dua rekan lainnya. Saat dalam posisi yang berjarak paling dekat, Fakhri baru sadar pesawat tersebut hendak menabrak mereka. (Baca juga Kisah Korban yang Selamatkan Diri Saat Jatuhnya Pesawat Hercules)
"Saya cuma bisa lihat saja. Enggak bisa ngapa-ngapain," ucap Fakhri.
Bagian pesawat yang ia lihat hanya sayap sebelah kiri. Posisi pesawat tersebut juga dalam kondisi miring. "Saya ketabrak dan mental ke bawah," kata bapak dua anak tersebut.
Fakhri tak sempat melihat kemana dua teman lainnya. Ketiga pekerja bangunan tersebut terpisah satu sama lain. "Rahmat kerjanya lebih jauh. Dia selamat dan turun ke bawah," kata Fakhri. (Baca juga Kisah Korban yang Selamat Sewaktu Kecelakaan Pesawat Hercules di Medan)
Satu teman lainnya, Rizal, tak dapat menyelamatkan diri. Setelah terlontar ke bawah, Fakhri tak sadarkan diri. Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Pesawat Hercules C-130 jatuh di Medan pada Selasa (30/6) siang. Kecelakaan itu menimbulkan korban jiwa yang berasal dari personel TNI AU, penumpang pesawat dan masyarakat sipil.