Kembali: Santiago, Cili

By , Sabtu, 4 Juli 2015 | 09:00 WIB

Rekan Editor National Geographic Traveller, Susan O’Keefe selalu berpikiran bahwa Santiago, Cili, adalah tempat awal untuk olahraga ski di Andes atau olahraga mendaki melalu Patagonia. Tapi, pada perjalanan terakirnya, ia dibuat takjub oleh arsitektur kota besar kolonial, jalan-jalan yang besar dan lingkungan yang menawan.

Hidangan yang disediakan Eugenia Terragno di dapur pribadinya kepada Susan. Terragno juga menerima makan malam pribadi di dapurnya jika sudah memesan. (Susan O'Keefe)
Baginya, momen yang penuh kenangan saat di Santiago adalah suasana sharing-economy yang berkembang dan salah satu makan siang favoritnya dalah di dapur pribadi Maria Eugenia Terragno, mantan koki eksekutif di LAN Chile Airlines.

Rumah dia—memunyai teras di luar dan koleksi seni yang membuat iri—terletak di bohemian Bellavista Neighborhood. Dikelilingi oleh foto keluarga yang hitam-putih, saya mencicipi Chili Pisco asam pertama saya dan belajar mengenai anggur dari Maipo dan Lembah Casablanca. Ia makan makanan bergaya Mediterania dilengkapi dengan kerang razor dan paprika lokal, serta zaitun. Seluruh pengalamannya itu merupakan perkenalan yang hebat terhadap para penduduk, makanan, dan anggur dari daerah tersebut.

Suvenir asli Santiago adalah apa pun yang terbuat dari tembaga, batu lapis lazuli, atau anggur (marmalade, selai, dan cuka). Mengambil stoples merkén, bumbu berwarna merah yang diagungkan oleh suku pribumi Mapuche, ditambahkan pada rebusan kentang untuk menambah cita rasa asap. Di sana juga dapat meneukan batangan cokelat yang dicampur dengan merkén di toko-toko makanan.

Untuk mendapatkan pengalaman kuliner yang menonjol, jika mampu, cobalah untuk makan di resrtoran Boragó di daerah Vitacura. Koki Rodolfo Guzmán dan timnya telah mencari bahan endemik dari laut sampai pegunungan di seluruh Chile. Bahkan air hujan Patagonia dipakai dalam beberapa resep.

Cobalah untuk mencicipi menu yang terdiri dari berbagai hidangan memesona yang mencakup buah-buahan lokal, bunga, kacang-kacangan, sayuran kecil, beberapa varietas biji gandum, dan yang paling aneh namun emuaskan adalah makanan penutupnya, es krim jamur. Penempatan pada piring dan presentasi dari makanan merupakan keterampilan murni.

Jika terlalu mewah, cobalah Completo, saingan dari Chili untuk hotdog Amerika. Dapat ditemukan dengan topping berupa sauerkraut, alpukat, tomat, dan mayo buatan sendiri di Dominó. Makan tengah malam tidak akan pernah selezat saat memakan Completo.

ValparaÃ?so terkenal akan seni grafitinya (Susan O'Keefe)
Dalam satu hari, kita dapat melakukan perjalanan ke perbukitan Valparaiso. Hanya satu jam di utara Santiago, melewati lembah anggur Casablanca. Perbukitan Valparaiso terlihat mirip dengan San Fransisco di Amerika Selatan. Perumahan dengan rumhah-rumah berwarna cerah yang menggantung pad tebing, lukisan berwarna-warni, grafiti yang menghiasi dinding dan trotoar, butik, toko-toko kue paastel, dan kedai kopi yang lokasinya di lorong-lorong sempit.

Jalan menuju bukit-bukit terkenal di kota itu dapat dilakukan dengan menaiki salah satu kereta kabel yang berumur tujuh abad. Perlahan-lahan akan membawa kita turun ke pelabuhan yang sibuk.

Jangan lewatkan untuk mengunjungi rumah Pablo Neruda yang terkenal dengan nama lain, La Sebastiana, yang memunyai lima lantai di puncak bukit Florida. Yang satu ini memiliki pemandangan Samudera Pasifik, taman, Captain’s Bar, dan kamar berperabotan lengkap di mana penyair menghabiskan waktu untuk menghindari Santiago yang berkarakter tegas dan memunyai semangat yang gigih.

Jika anda memiliki kekurangan waktu, ambillah tur jalan kaki dengan pemandu, sehingga anda dapat melihat yang terbaik dari lingkungan ini serta beberapa bukit yang jumlah turisnya sedikit.