Ada sejumlah rumah kaca yang dibangun sepanjang bulan Mei hingga September tahun lalu di Noli, Itali. Rumah kaca itu bukanlah rumah kaca biasa, melainkan rumah kaca yang dibangun di bawah laut, sejauh 20 kaki dari permukaan laut.
Rumah kaca berbentuk balon ini memanfaatkan materi yang terkandung dalam lautan untuk menumbuhkan sejumlah tanaman seperti kemangi, daun selada, stroberi, kacang-kacangan, dan juga jamur. Struktur bentuk rumah kaca bawah laut memungkinkan air untuk terus “menyuapi” tumbuhan. Selain itu, kadar karbon dioksida yang tinggi berperan layaknya hormon steroid untuk tumbuhan—membuat pertumbuhannya berkembang sangat cepat. Dan tak seperti di darat, di laut tidak ditemukan hama. Yang kerap ditemukan di area rumah kaca ini hanyalah kuda laut, kepiting dan gurita.
Rumah kaca bawah laut ini dinamakan Nemo’s Garden, yang dibangun oleh Ocean Reef Group. Sergio Gamberini, presiden Ocean Reef Group inilah yang awalnya memiliki ide untuk melakukan eksperimen membangun rumah kaca bawah laut tersebut. “Saya ingin melakukan suatu hal yang sedikit berbeda, sekaligus yang bisa menunjukkan keindahan bawah laut untuk para penyelam,” jelasnya seperti dikutip Popsci, Jumat (3/7) lalu.
Meski hasil panen dari tumbuhan yang ditanam di Nemo’s Garden belum dijual, istri dari Gamberini telah mencoba menggunakannya untuk membuat pesto—saus pasta khas Italia yang dibuat dari basil (kemangi), minyak zaitun dan kacang cemara. Memang, tujuan Gamberini membuat rumah kaca bawah laut ini adalah untuk menciptakan inovasi terkait solusi krisis pangan dunia di masa depan.
Nemo’s Garden rasanya cocok dikembangkan di negara-negara berkembang, dimana kekeringan dan kondisi alam lainnya menjadi kendala untuk kesuksesan pertanian tiap tahunnya.