Charles Lutwidge Dodgson ternyata adalah seorang jenius yang gagap.
Merasa asing dengan nama tersebut? Charles Lutwidge Dodgson adalah nama asli dari Lewis Carroll, si pengarang kisah sepanjang masa "Alice in Wonderland".
(Baca juga: Inilah Alice yang Menginspirasi Lewis Carrol dalam Alice in Wonderland)
Berikut ini adalah empat fakta tentang Lewis Carroll dan juga buah karyanya tersebut yang mungkin belum Anda ketahui:
- Dalam kisah Alice in Wonderland ada banyak sekali binatang-binatang aneh yang menemani perjalanan Alice menjelajah dunia aneh selepas jatuhnya ia ke lubang kelinci. Banyak dari tokoh-tokoh aneh tersebut adalah representasi orang-orang yang dikenal Alice Liddell, seorang anak perempuan yang menjadi inspirasi bagi Carroll. Sebagai contoh, tokoh dodo si burung yang menemani Alice berlari berputar di salah satu adegannya merupakan representasi Carroll, yang juga gagap seperti tokoh dodo dalam cerita.
Di dunia nyata, Carroll seringkali memperkenalkan dirinya sebagai “Dodo-Dodgson”.
Kegemarannya akan burung dodo dimulai saat ia sering mengunjungi Oxford Museum of Natural History. Di sana, ia acapkali melihat kerangka dan lukisan burung dodo yang ditampilkan di museum.
- Lewis Carroll punya kegemaran tak biasa untuk menggunakan mikroskop.
Amoeba dan jenis protozoa lain, juga larva-larva serangga ditelitinya menggunakan mikroskop buatan Smith & Beck di tahun 1859 tersebut. Menurutnya, merupakan suatu hal yang mengagumkan dapat melihat organ-organ binatang kecil nan transparan bekerja.
- Wonderland merupakan wadah yang tepat untuk Carroll si maniak permainan kata dan logika mengekspresikan kemampuannya berimajinasi.
Ia yang telah mengajar Matematika di Christ Church at The University of Oxford selama 26 tahun, gemar menggabungkan permainanan logika dan kata dalam karyanya. Ia menciptakan sebuah games bernama “Syzygies” di mana para pemain diajak mengubah huruf dalam kata untuk menciptakan kata baru.
- Sementara kebanyakan buku yang ditulis di tahun 1800an menceritakan kisah moral dan mendidik, lain halnya dengan kisah "Alice in Wonderland".
Carroll adalah penulis yang melakukan terobosan tersebut. Menurut Carolyn Vega, seorang asisten kurator naskah sastra dan sejarah dari Morgan Library & Museum di New York, Carroll tidak menuliskan kalimat-kalimat bernada mendidik seperti yang biasa ditemukan dalam buku anak lain. “Tapi bukan berarti Alice adalah tokoh yang nakal dan mengajarkan ketidaksopanan,” jelasnya.