Ilmuwan Identifikasi Kekuatan Baru di Balik Kepunahan Massal Masa Lalu

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 20 November 2021 | 16:00 WIB
Latusan lava di Siberian Traps. (Margaret Weiner / University of Cincinnati Creative Services)

Nationalgeographic.co.id—Sekelompok ilmuwan mengidentifikasi kekuatan tambahan yang kemungkinan berkontribusi pada peristiwa kepunahan massal 250 juta tahun lalu. Hasil analisis mineral dari Tiongkok selatan yang mereka kerjakan menunjukkan bahwa letusan-letusan gunung berapi telah menghasilkan "musim dingin vulkanik" yang secara drastis menurunkan suhu bumi.

Menurut para ilmuwan tersebut, perubahan akibat letusan gunung berapi ini telah menambah efek kerusakan lingkungan yang dihasilkan dari fenomena lain pada saat itu. Laporan hasil studi mereka ini telah diterbitkan di jurnal Science Advances.

Studi mereka ini meneliti kepunahan massal Permian akhir atau end-Permian mass extinction (EPME), yang merupakan peristiwa kepunahan paling parah dalam 500 juta tahun terakhir. Peristiwa kepunahan massal ini telah memusnahkan 80 hingga 90 persen spesies di darat dan di laut.

"Ketika kami melihat lebih dekat pada catatan geologis pada saat kepunahan besar, kami menemukan bahwa bencana lingkungan global akhir Permian mungkin memiliki banyak penyebab di antara spesies laut dan non-laut," kata Michael Rampino, seorang profesor di Departemen Biologi New York University sekaligus salah satu penulis laporan studi ini, seperti dilansir EurekAlert.

Baca Juga: Ilmuwan Selidiki Peristiwa Kepunahan Terbesar Kedua dalam Sejarah Bumi

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah menyelidiki apa penyebab bencana ekologis global ini, dengan banyak menunjuk pada penyebaran banjir besar lava di wilayah yang dikenal sebagai Perangkap Siberia (Siberian Traps). Ini adalah wilayah besar batuan vulkanik di provinsi Siberia Rusia.

Letusan lava ini menyebabkan tekanan lingkungan, termasuk pemanasan global yang parah dari pelepasan karbon dioksida vulkanik dan pengurangan terkait oksigenasi air laut. Peristiwa oksigenasi air laut inilah yang menyebabkan hewan-hewan di laut mati lemas .

Tim ilmuwan yang terdiri dari lebih dari dua lusin peneliti, termasuk para ilmuwan dari Nanjing University dan New York University di Tiongkok serta National Museum of Natural History dari Smithsonian Institution dan Montclair State University, mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap peristiwa kepunahan massal Permian akhir itu yang membentang dari 300 juta hingga 250 juta tahun yang lalu.

Mineral-mineral dari periode kepunahan massal Permian akhir yang ditemukan di Tiongkok selatan. (H. Zhang, Nanjing Institute of Geology and Palaeontology.)

Secara khusus, mereka menemukan mineral dan deposit terkait di tanah di wilayah Tiongkok selatan, terutama tembaga dan merkuri, yang usianya bertepatan dengan periode kepunahan massal Permian akhir di daerah non-laut. Secara khusus, endapan ini ditandai oleh anomali dalam komposisinya yang kemungkinan disebabkan oleh emisi kaya belerang dari letusan-letusan gunung berapi di dekatnya. Endapan ini tertutupi oleh lapisan abu vulkanik.

"Aerosol atmosfer asam sulfat yang dihasilkan oleh letusan-letusan itu mungkin menjadi penyebab pendinginan global yang cepat beberapa derajat, sebelum pemanasan parah terlihat di seluruh interval kepunahan massal Permian akhir," jelas Rampino.

Baca Juga: Kepunahan Massal di Usus Manusia Terungkap Berkat Kotoran 2.000 Tahun

Temuan tim peneliti ini menunjukkan bahwa letusan-letusan vulkanis di Siberian Traps bukanlah satu-satunya penyebab kepunahan massal Permian akhir. Studi mereka menunjukkan bahwa efek lingkungan dari letusan-letusan di Tiongkok Selatan, dan di tempat-tempat lain, mungkin telah memainkan peran penting dalam punahnya banyak spesies selama periode tersebut.