Kisah Bintang Pengembara, Mengarungi Alam Semesta Tanpa Galaksi

By , Rabu, 8 Juli 2015 | 12:30 WIB

Jika planet pengembara mengarungi perjalanannya tanpa sistem keplanetan atau tanpa bintang induk yang bisa ia jadikan rumah, maka bintang pengembara pun demikian. Ia mengembara di alam semesta tanpa galaksi sebagai rumahnya. Meski bintang pengembara sendirian mengarungi alam semesta tanpa teman-temannya yang berkumpul dalam satu galaksi, tapi sesungguhnya ia tidak sendirian.

Menurut penelitian para astronom, setidaknya setengah dari bintang yang ada di alam semesta ini mengembara sendirian tanpa rumah di ruang antar galaksi. Dan mereka diberi julukan Bintang Antar Galaksi.

Sama seperti planet pengembara, bintang antar galaksi atau si bintang pengembara juga pada awalnya tidak terpisah dari rumahnya. Bintang-bintang tersebut terbentuk dalam sebuah galaksi sebelum dilontarkan keluar dari rumah kelahirannya di sebuah galaksi.

Bagaimana sebuah bintang pada akhirnya menjadi bintang pengembara? Ada dua teori yang dikemukakan terkait bagaimana sebuah bintang bisa menjadi bintang pengembara.

Teori pertama adalah tabrakan galaksi. Di alam semesta, tabrakan antar galaksi atau bisa kita katakan penggabungan dua galaksi atau lebih bisa saja terjadi. Ketika galaksi-galaksi tersebut berinteraksi saat saling bertabrakan atau bergabung, gaya tarik yang terjadi menyebabkan sebagian bintang terlontar ke ruang antar galaksi yang kosong. Pada umumnya, bintang yang terlontar ke luar dari galaksi selama proses tabrakan merupakan bintang dari galaksi yang sangat kecil.!break!

Teori kedua melibatkan lubang hitam supermasif dan bintang ganda. Dalam teori ini, salah satu anggota bintang ganda yang berada dekat lubang hitam supermasif ditarik oleh lubang hitam dan bintang pasangannya dilontarkan dengan kecepatan melebihi kecepatan lepas dari galaksi yang menjadi rumahnya. Pada akhirnya si bintang terlepas dari galaksi. Bintang seperti ini juga dikenal sebagai bintang kecepatan hiper.

Dari hasil pengamatan Teleskop Hubble, setidaknya ada 600 bintang antar galaksi yang sudah ditemukan di area yang dikenal sebagai gugus Virgo, 60 juta tahun dari Bumi. Bintang-bintang yang ditemukan tersebut merupakan bintang raksasa merah yang terang.

Para astronom bisa mengetahui kalau bintang-bintang yang ditemukan teleskop hubble bukan bagian dari sebuah galaksi dari gerak bintang dan gerak galaksi di dekatnya. Hasil pengamatan menunjukkan kalau gerak bintang pengembara diatur oleh medan gravitasi gugus dan bukan gaya tarik dari sebuah galaksi.

Pada tahun 2014, astronomers James Bock dari California Institute of Technology di Pasadena dan Asantha Cooray dari University of California, Irvine, menemukan sejumlah besar bintang pengembara yang tersebar di ruang antar galaktik saat melakukan pengamatan untuk mempelajari galaksi – galaksi yang terbentuk di awal alam semesta dengan detektor Cosmic Infrared Background ExpeRiment (CIBER).

Pengamatan inilah yang memberi kesimpulan bahwa di antara galaksi-galaksi, ada banyak bintang yang tersebar sebagai bintang pengembara.