Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan oleh peristiwa hujan laba-laba (mass ballooning events) yang melanda wilayah selatan Tableland, Australia. Untuk bermigrasi, laba-laba memang kerap melakukan cara tersebut; memberikan mereka jarak sejauh 30 kilometer jika keadaan angin sedang baik.
(Baca juga: Hujan Laba-Laba di Daratan Australia)
Kini, ilmuwan telah menemukan bahwa selain bermigrasi dengan teknik ballooning, laba-laba juga mampu bermigrasi dengan melakukan perjalanan di atas air, menggunakan kaki-kakinya sebagai dayung dan benang sutra sebagai jangkarnya.
Tak hanya jago terjun payung, ternyata laba-laba juga merupakan pelaut handal.
Pada suatu penelitian, sejumlah ilmuwan dari University of Nottingham mengamati 325 laba-laba dari 21 spesies berbeda yang ditemukan di sebuah pulau kecil di Nottinghamshire, Inggris. Mereka mengamati perilaku laba-laba tersebut ketika ditempatkan di nampan berisi air. Diketahui, sebagian besar laba-laba itu akan mengadopsi postur rumit untuk memanfaatkan arus angin saat berada di nampan air tersebut.
Hal itu menunjukkan bahwa laba-laba mampu bermigrasi jauh ke wilayah yang letaknya bermil-mil dari wilayah asal.
“Dengan kemampuan laba-laba mengarungi air, mereka bisa berpindah dari satu daratan ke daratan lain, bahkan berpotensi hingga skala spasial besar jika perpindahannya melalui udara. Bisa jasi, dalam satu atau dua minggu mereka sudah berada jauh sekali dari tempat mereka berasal,” ungkap Sara Goodacre, salah satu pemimpin studi tersebut.