Para ilmuwan telah menemukan struktur baru yang membantu membuat sel-sel tubuh tetap terikat satu sama lain. Struktur yang disebut “mesh” itu adalah suatu jaringan konektor mikrotubulus yang menstabilkan serat kinetokor di gelendong mitosis.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Warwick tersebut mengubah pemahaman tentang “perancah” antar sel internal.
Dr Stephen Royle yang memimpin studi ini menjelaskan, sudah sejak lama citra 2D menunjukkan bahwa ada jembatan mesh menghubungkan mikrotubulus, namun dari teknik tomografi (teknik memindai seperti halnya CT scan, namun dengan skala lebih kecil) yang dilakukan beberapa waktu lalu, terungkap bahwa jembatan itu tak hanya menopang satu mikrotubulus, melainkan banyak mikrotubulus secara bersama-sama, membuatnya terlihat bagai jaring.
Dalam beberapa sel kanker, mesh yang terbuat dari protein itu bisa berubah, menjadikannya sasaran penelitian bagi para ilmuwan untuk menemukan penyembuhan untuk kanker di masa mendatang.
Peran jembatan mesh dan hubungannya dengan kanker
Suatu sel perlu membagi kromosomnya secara tepat saat membelah. Jika tidak, kedua sel baru yang dihasilkan akan memiliki jumlah kromosom yang tidak seimbang, yang disebut sebagai aneuploidi (aneuploidi dikenal sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya tumor pada beberapa bagian tubuh). Dalam pembelahan sel tersebut, gelendong mitosis yang tersusun oleh mikrotubulus berperan penting untuk pembagian genom secara lengkap. Dengan begitu, peran jembatan mesh menjadi penting, yakni sebagai penyangga mikrotubulus. Jika sanggaan dari mesh lemah, maka kerja gelondong mitosis juga melemah.
Hasil penemuan struktur sel yang dimuat di jurnal eLife ini memberikan pemahaman baru yang nantinya bisa membantu para ilmuwan mencari cara terapi dan pengobatan yang lebih baik untuk menyembuhkan penderita kanker.