Membubuhkan 'Rasa' Untuk Menghidupkan Foto

By Dok Grid, Senin, 13 Juli 2015 | 05:00 WIB
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa saat ini, kita berpikir bahwa usia tua dimulai lebih lambat dari biasanya. (Needpix.com)

Memvisualisasikan suasana hati, pengalaman, perjalanan, dan kenangan kepada dunia maya di era digital kini rasanya menjadi rutinitas baru bagi kita. Mulai dari foto, video, audio, dapat kita bagikan secara mudah melalui media sosial yang hadir di tengah-tengah kita.

Siapa yang tidak kenal Instagram? Media sosial yang sejak awal mewadahi para penikmat fotografi ini kian menjadi salah satu yang paling digandrungi oleh masyarakat. Hingga saat ini sudah lebih dari 300 juta pengguna aktif bergelut dengan kehidupan Instagram. Foto-foto berukuran 1:1 yang dihasilkan oleh para squaregrapher menampilkan ragam cerita yang menarik untuk diikuti. Mulai dari menceritakan kehidupan sehari-hari hingga membagikan peristiwa bersejarah dari pengguna itu sendiri.

Tak dipungkiri kehadiran Instagram telah mengakrabkan masyarakat dengan dunia fotografi. Tidak sedikit dari kita yang tertarik untuk menghasilkan foto yang indah dan meraih perhatian para Instagramer. Bagi Nurulita yang sudah menjalani profesi sebagai seorang product dan fashion photographer, fotografi merupakan ruang terbuka bagi siapa saja untuk menggali dan menemukan hal “baru”. “Apa yang membawa saya pada fotografi? Mengapa saya jatuh hati dengan fotografi? Karena saya dapat menampilkan karakter orang yang sesungguhnya melalui foto.” Tegasnya dalam workshop Capturing Your #EveryDELLlife di CJ’s Lounge, Hotel Mulia, Jakarta (12/7).

Dalam workshop fotografi ini Nurulita bersama Raja Siregar memberikan beberapa tips untuk menghasilkan foto yang lebih hidup. “Foto menurut saya adalah foto yang bernyawa. Jadi orang tidak hanya melihat tetapi akan menikmatinya.” Tegas Nurulita. Untuk menciptakan foto yang bernyawa, perempuan lulusan teknik kimia ITB ini selalu membubuhkan rasa dalam fotonya. Nurul selalu menjaga mood di kala sesi pemotretan, baginya ‘rasa’ bisa mengacaukan suatu karya seni. “Berkarya itu kuncinya hanya satu, pakai hati.” Tegasnya.

Raja Siregar memiliki istilah lain untuk menyebut foto yang baik, “Beautiful photo is beautiful photo,” tandasnya. Menurut Raja, ketika memotret, seseorang tidak perlu ragu dengan segala pengaturan kamera yang digunakan. “Kalau foto yang kita hasilkan baik dan indah, orang juga tidak akan peduli dengan setting­-an atau gear yang kita gunakan.” ujar pria yang menggeluti dunia fotografi sejak 2007 ini. Raja menambahkan bahwa ketika memotret, seorang fotografer harus mampu mengandalkan segala hal yang ada di sekitarnya. “Gunakan cahaya seadanya, gali kreativitas untuk menghasilkan foto yang cantik, dan jangan lupa untuk menggunakan rasa. Have fun!” jelasnya.

Sebelum memulai sesi pemotretan bersama model di mini studio yang disediakan oleh DELL Indonesia, Nurul berpesan kepada para peserta, “Jangan lupa berkenalan dengan modelnya, buat mereka nyaman dan percaya dengan fotografer.” jelasnya.

Workshop yang berlangsung selama 40 menit ini diikuti oleh para fotografer yang terdiri dari berbagai usia yang di antaranya merupakan pengguna Instagram. Mengawali rangkaian acara, DELL Indonesia memperkenalkan New XPS 13 dan 15 yang menjadi notebook pertama di dunia dengan layar 13 inch infinity borderless.