Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan melarang umat Islam di kota Mosul, Irak, untuk menjalankan ibadah shalat Idul Fitri. ISIS mengklaim shalat Idul Fitri bukan bagian dari praktik Islam yang mereka yakini.
Mosul adalah kota terbesar kedua di Irak yang sejak tahun lalu diduduki ISIS. Mosul didaulat ISIS sebagai ibu kota kekhalifahan Islam yang dibentuk sejak menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.
Kabar soal larangan menjalankan shalat Idul Fitri ini diperoleh dari Ismat Rajab, seorang petiggi Partai Demokratik Kurdi (KDP), yang dulu tinggal di kota Mosul.
Rajab, yang kini tinggal di kota Erbil, mengatakan kepada situs berita berbahasa Kurdi, Rudaw, larangan itu disampaikan secara terbuka oleh ISIS kepada warga kota Mosul.
"ISIS menganggap shalat hari raya Idul Fitri yang menandai akhir dari bulan suci Ramadhan bukan praktik orisinal Islam," demikian menurut Ismat Rajab.
Kabar ini memicu berbagai komentar dari pembaca situs berita itu dan sebagian besar komentar mengecam keras tindakan ISIS itu.
"Tak masalah bagi kami, di Kurdistan terdapat 5.000 masjid yang bisa menggelar shalat Idul Fitri bagi kami dan warga Mosul," ujar pembaca bernama Stewee Guy.
"Mengapa ibadah yang digelar di seluruh negara Islam justru dilarang? ISIS katanya berjuang untuk Islam, tetapi malah melarang ibadah? Semoga Allah mengutuk kalian. Kalian tak memperjuangkan Islam, kalian berjuang untuk setan," ujar Azadee, pembaca lainnya.
Sejak ISIS menguasai Mosul tahun lalu, kelompok ini sudah menerapkan berbagai aturan baru. Berbagai aturan itu disokong dengan hukuman keras, termasuk hukuman mati, bagi para pelanggar.