Saat dibuat dalam pengawasan Sir Benjamin Hall yang pada 1855 menjabat sebagai First Commissioner of Works, genta Big Ben memiliki inskripsi di sisinya untuk menghormati Hall. Inskripsi itu bertuliskan: Sir Benjamin Hall MP Chief Commissioner of Works.
Jika Anda menyambangi genta ini, inskripsi ini tak akan lagi Anda temui di sana. Mengapa demikian? Karena, genta yang awalnya hendak diletakkan di menara tersebut, sejatinya tak pernah terpasang. Genta itu gagal dinaikkan ke atas menara.
Pada 1856, genta pertama ini dibuat dan digantung di New Palace Yard untuk diuji setiap hari. Pada 17 Oktober 1857, terdapat retakan sepanjang satu meter pada genta. Saling tuding pun terjadi antara berbagai pihak, walau penyebab pastinya tak pernah terungkap.
Genta kedua pun dibuat dengan bobot lebih ringan 2,5 ton, dibandingkan dengan yang pertama. Genta kedua ini tak memiliki inskripsi, karena pada saat genta itu berhasil dibuat, Sir Benjamin Hall tak lagi menjabat.
Karena besar, butuh 30 jam untuk mengereknya hingga tiba di atas. Akhirnya pada 11 Juli 1859, Big Ben kedua ini berdentang untuk yang pertama kalinya. Namun sayangnya, dua bulan berikutnya timbul lagi retakan pada genta. Kali ini bisa jadi karena palu pemukulnya berbobotnya dua kali lipat dibandingkan yang disyaratkan oleh si pembuat genta. Akibatnya genta bergeming selama beberapa tahun.
Pada 1863, Sir George Airy, seorang senior yang ditempatkan di Royal Households of the United Kingdom atau disebut sebagai Astronomer Royal, memunculkan solusi baru: ia mengusulkan genta diputar posisinya agar palu membentur di tempat yang berbeda, mengurangi bobot palu pemukul tersebut agar lebih ringan, dan membuat lubang berbentuk kotak pada genta agar retakan tak menyebar. Hingga kini, genta yang memiliki retakan yang sama terus berdentang di Kota London.