Penemuan Pluto 85 Tahun Silam

By , Selasa, 14 Juli 2015 | 15:45 WIB

Hari ini, Selasa 14 Juli 2015 wahana antariksa milik NASA, New Horizons akan segera sampai di orbit Pluto dan memulai misinya meneliti planet kerdil yang letaknya di tepi Tata Surya ini.

Dari perhitungan yang didapat dari data New Horizons saat mendekati Pluto beberapa hari lalu, terungkap bahwa radius Pluto adalah 1185 ±10 kilometer, dengan diameter 2370 ± 20 km. Itu artinya, ukuran Pluto sedikut lebih besar dari objek Eris yang ditemukan tahun 2003 silam, yang menyebabkan posisi Pluto “tergeser” sehingga diklasifikasikan sebagai planet kerdil di tahun 2006.

Dengan sampainya New Horizons ke orbit Pluto setelah melakukan perjalanan selama 9 tahun, sedikit demi sedikit kemisteriusan Pluto akan segera terjawab.

Selagi menunggu kabar terbaru dari New Horizons, mari mengetahui sejarah Pluto terlebih dulu.

Dulu di tahun 1915, para astronom mengetahui bahwa planet Uranus ternyata tidak memenuhi waktu sistem orbitnya mengelilingi matahari dengan tepat. Seharusnya, Uranus mampu menggenapi satu kali revolusi selama 84 tahun (waktu Bumi). Para astronom menduga, melambatnya pergerakan Uranus tersebut disebabkan oleh adanya tarikan gravitasi dari planet lain. Tak lama, planet Neptunus dinilai sebagai kandidatnya.

Namun demikian, planet Neptunus tak lagi menjadi tersangka karena rupanya gaya tarik yang diduga disebabkan oleh Neptunus tak sesuai dengan gerak Uranus. Oleh karena itu, di tahun 1915, Percival Lowell, pendiri sebuah observatorium di Arizona mempublikasikan penelitian yang memberitahukan bahwa planet yang memengaruhi Uranus pastilah terletak di antara dua posisi di angkasa.

!break!

Percival Lowell. (Wikimedia Commons)

Di tahun 1930, seorang remaja berusia 19 tahun asal Kansas, Clyde Tombaugh tengah duduk di depan “blink microscope”nya.

Sebagai pekerja di Lowell Observatory, ia ditugaskan untuk mengamati keberadaan objek langit, juga untuk meneliti tanda-tanda keberadaan planet yang memengaruhi Uranus tadi. Dengan menggunakan teknik astronomi baru, Tombaugh meneliti dan membandingkan ratusan foto-foto angkasa berukuran 14x17 inci, dengan cara dua foto diletakkan di suatu alat yang memungkinkan ia untuk membolak-balik kedua foto tersebut. Dengan begitu, ia bisa mengetahui apakah ada objek yang bergerak dan terekam di salah satu foto.

 Pada tanggal 19 Februari 1930, 14 tahun setelah Lowell wafat, Tombaugh akhirnya berhasil menemukan titik dengan cahaya lemah yang diindikasikan sebagai Pluto. 

Cahaya Pluto—yang dulunya disebut sebagai Planet Lowell ini begitu lemah, seperti melihat cahaya lilin dari jarak 430 mil.

Beragam spekulasi muncul oleh para ilmuwan setelah Tombaugh mengumumkan penemuannya pada 13 Maret 1930. Di mana lokasi persisnya planet tersebut, apa penyusunnya, dan bagaimana kondisi permukaannya. Warga dunia juga ramai mengusulkan nama yang cocok untuk planet Lowell tersebut. Sejumlah usulan diberikan, seperti Atlas, Promotheus, dan Pluto, yang akhirnya menjadi nama dari planet kecil ini hingga sekarang.