Ternyata, tangan manusia lebih primitif dibanding tangan milik kerabat dekat manusia, simpanse.
Pernyataan itu dimuat di jurnal Nature Communications, hasil dari penelitian oleh para ilmuwan di Amerika Serikat dan Spanyol. Dikatakan, tangan manusia mirip dengan tangan yang dimiliki oleh nenek moyang manusia dan kera yang hidup jutaan tahun lalu.
Peneliti menduga bahwa tangan dari kera dan orangutan lah yang mengalami perubahan signifikan—jari-jemarinya berevolusi menjadi semakin panjang untuk memudahkannya bergantung di dahan pohon. Jari-jari hominid tumbuh semakin panjang dari masa ke masa.
Meski demikian, ibu jari manusia lebih panjang dibanding jari-jari yang dimiliki hominid lain. Hal yang demikian disebut oleh ilmuwan sebagai genggaman pad-to-pad, yang berarti ujung jari kita bisa saling menyentuh.
Sebelumnya, para ahli paleontologi berpegang pada teori bahwa nenek moyang terakhir (LCA) dari manusia dan kera—yang identitasnya masih belum terungkap jelas, memiliki ciri sangat mirip dengan kera dan tangannya pun serupa tangan kera. Namun, tim studi dari The George Washington University meragukan hal itu.
Dengan meneliti proporsi panjang tangan manusia, juga ukuran panjang tangan kera—baik yang hidup maupun dari fosilnya, mereka mendapati bahwa rasio perubahan tangan manusia sangat kecil sekali sejak pertumbuhan ukuran panjang tangan LCA.
“Ini mengindikasikan bahwa dulu, 3,3 juta tahun lalu saat para hominin (kerabat famili manusia kecuali kera) menciptakan peralatan dari batu secara apik, mereka telah memiliki proporsi tangan yang serupa dengan tangan manusia kini,” jelas Sergio Almecija, pemimpin studi tersebut, seperti yang dikutip phys.org, Selasa (14/7).