Saturnus, planet keenam, dilingkari oleh sejumlah cincin berputar selebar 400.000 kilometer yang pada beberapa tempat setipis partikel-partikel debu. Cincin itu merupakan gejala paling menarik pada planet raksasa yang besarnya sembilan kali bumi. Para ilmuwan belum memunyai kepastian apa yang menyebabkan terbentuknya cincin-cincin itu, tetapi mereka berpendapat bahwa munculnya bersamaan dengan terbentuknya planet ini kira-kira empat miliar tahun yang lalu. Ketika Saturnus mulai terbentuk dari awan gas dan debu yang berpusing, beberapa partikel debu tidak tertarik ke dalam massa tersebut, mungkin karena terlalu ringan. Bagaikan remukan planet, partikel-partikel itu terus berputar mengelilingi Saturnus, sampai sekarang.
Berikut beberapa tahapan terbentuknya cincin di Saturnus:
1. Karena terlalu jauh dari matahari untuk mendapatkan panasnya, partikel debu yang berputar-putar membentuk Saturnus hampir selalu diselimuti es. Dengan saling berbenturan selagi berputar di antariksa, partikel-partikel itu berpadu membentuk massa yang lebih besar, seperti serpih salju yang bila dikepal-kepal menggumpal menjadi bola salju.
2. Ketika Saturnus lahir, lahir pula cincin-cincinnya. Beberapa debu berselaput es, yang tetap berdekatan dengan Saturnus akibat tarikan gravitasinya, terus mengelilingi planet itu dan menata diri dalam lingkaran konsentris.
3. Lama-kelamaan cincin-cincin itu bersatu di sekitar khatulistiwa Saturnus. Jumlah cincin belum pernah dihitung, tetapi dari variasi warna yang telah diamati dari jalur ke jalur, tentu ada ribuan.
4. Ukuran kristal es dan batuan yang membentuk cincin-cincin Saturnus bermacam-macam, dari serpih salju sampai gumpalan sebesar rumah. Para ilmuwan menduga bahwa dalam setiap cincin kristal-kristal itu terus bergabung dan berpisah. Tetapi, posisi cincinnya sendiri tampak hampir tidak pernah berubah.