Salah satu mamalia petelur yang terkenal di dunia yatu platypus, hewan bermoncong bebek dari Australia. Mamalia yang bertelur sendiri sering disebut sebagai monotremata. Jika Anda belum mengenal ekidna yang asli dari Indonesia, berikut penjelasan tentang spesies unik tersebut.
Ekidna adalah hewan yang memiliki duri di tubuhnya seperti landak. Mereka mencari makan di batang pohon dan gundukan tanah untuk menemukan menu favoritnya; rayap. Ukuran ekidna sendiri cukup variatif mulai dari 30 hingga 55 cm. Berat tubuh mereka berada dalam kisaran tiga hingga enam kilogram tergantung jenis kelaminnya.
Hewan soliter (penyendiri) ini aktif di malam hari. Walau sekilas mirip dengan landak, mereka tidak berada dalam satu kelompok. Ekidna tidak memiliki gigi. Mereka menggunakan lidahnya yang lengket untuk menangkap rayap dan memangsanya hidup-hidup.
Keunikan utama ekidna adalah caranya berkembangbiak. Telur ekidna memiliki bulu serta cangkang yang lunak. Setelah masa pembuahan berlangsung, ibu ekidna akan mengeluarkan sebutir telur. Bayi ekidna kemudian tidak langsung berjalan-jalan setelah lahir. Ia akan berada dalam kantong induknya seperti bayi kanguru.
Bayi ekidna tersebut akan tinggal dalam kantong sang induk hingga usia 45 – 55 hari. Setelah tubuhnya mulai ditumbuhi duri, sang ibu akan menggali lubang di tanah untuk tempat anaknya. Ibu ekidnya kemudian akan kembali setiap lima hari untuk menyusui sang bayi hingga usia anaknya berusia tujuh bulan.
Mamalia petelur asli Papua yang unik ini sekarang sudah masuk dalamdaftar satwa yang terancam punah. Jadi, mari kita hargai dan cintai satwa-satwa unik milik tanah air Indonesia.