Riset Baru Tunjukkan Primata Makhluk yang Demokratis

By , Sabtu, 18 Juli 2015 | 17:30 WIB

Penelitian baru tentang babon, yang diterbitkan di jurnal Science, menyebutkan primata adalah kelompok yang demokratis.

"Dalam kelompok babon, ada berbagai tipe individu, yang mungkin tidak semuanya ingin melakukan satu hal yang sama di saat yang sama tapi mereka harus mengambil satu suara tentang ke mana tujuan mereka dan kegiatan apa yang mereka lakukan," kata Margaret Crofoot, seorang ahli primata dari Universitas California. "Bagi saya, ini pertanyaan yang sangat menarik: bagaimana mereka menegosiasikan keputusan tersebut?"

Crofoot memperhatikan sinyal negosiasi pada kelompok babon saat mereka melewati hutan belantara Kenya.

Untuk mengubah data tersebut menjadi gerakan yang ada artinya, mereka mengukur jarak antara dua babon. Perubahan jarak menunjukkan bagaimana para babon itu bergerak sebagai kelompok.

Crofoot mengatakan mereka kaget kelompok babon itu tidak mengikuti babon jantan yang dominan. Justru, mayoritas yang berkuasa. Babon mengikuti babon atau kelompok babon yang punya pengikut terbanyak.

Anggota kelompok babon beristirahat. (Rob Nelson)

“Yang digambarkan oleh penemuan kami adalah, mungkin dalam beberapa situasi, individu-individu yang dominan bisa mendikte pada kelompok apa yang harus mereka lakukan. "Tapi, prosesnya jauh lebih demokratis, egaliter. Semua individu di dalam kelompok punya suara untuk menentukan apa yang terjadi."

Selain mengikuti perintah langsung, seekor babon mencari tahu ke mana ia pergi dengan cara memperhatikan sekelilingnya dan memperhatikan ke mana babon lainnya pergi.

Reaksi mengikuti individu lain dalam pergerakan kelompok bukan hal yang baru dalam kelompok ikan dan burung, tapi para ilmuwan terkejut melihat hal ini pada makhluk seperti babon yang harus menangkis serangan predator dan mencari makan ketika melewati lingkungan mereka.

Ketika babon tidak bisa berkompromi tentang ke mana mereka akan pergi, Crofoot mengatakan, mereka harus berhenti dan memikirkan jalan keluarnya. Hal ini membuang-buang waktu yang seharusnya bisa mereka gunakan untuk merawat diri, bersosialisasi, makan dan bermain, katanya.