Para pejuang Kurdi dan pakar senjata mengatakan, kelompok Negara Islam (ISIS) telah menggunakan senjata kimia dalam perang mereka melawan pasukan Kurdi di Suriah dan Irak.
Dua organisasi yang berbasis di Inggris yang menyelidiki serangan-serangan itu telah merilis sebuah pernyataan bersama yang mengatakan para militan ISIS menarget para pejuang Kurdi Irak dengan senjata kimia pada tanggal 21 atau 22 Juni 2015.
Pernyataan ini juga mengungkapkan serangan serupa terhadap posisi-posisi Kurdi di propinsi Hasakeh, Suriah, pada tanggal 28 Juni.
Para penyelidik mengatakan proyektil-proyektil yang ditembakkan ke arah pasukan Kurdi melepaskan gas kuning yang bisa menimbulkan sensasi terbakar di mata, hidung dan tenggorokan, serta sakit kepala, nyeri otot, lumpuh dan muntah-muntah setelah lama terpapar. Mereka yang terpapar senjata kimia itu segera mendapat perawatan dan tak seorang pun tewas.