Mengapa Kucing Hitam Dianggap Sebagai Pembawa Sial?

By , Rabu, 22 Juli 2015 | 17:30 WIB

Pada masa itu, rumor tentang penyihir yang melakukan ilmu hitam sedang populer di Eropa. Bahkan, kucing jalanan yang diberi makan oleh wanita tunawisma, dianggap sebagai bagian dari praktik ilmu sihir.

Lalu mengapa kucing yang berwarna hitamlah yang dianggap sebagai pembawa sial? Pada 1560-an, sebuah legenda merebak di Lincolnshire, Inggris. Alkisah, seorang ayah dan anak lelakinya sedang berjalan pada malam tanpa bulan, saat seekor kucing hitam ada di tengah jalan yang hendak mereka langkahi.

Secara refleks mereka melempar satwa yang tiba-tiba melintas itu dengan batu, hingga kucing itu terluka dan lari ke rumah seorang wanita, yang diduga adalah penyihir.

Keesokan harinya, si ayah dan anak lelakinya berpapasan dengan wanita pemilik rumah tersebut, yang ternyata berjalan pincang dengan  tubuhnya penuh lebam. Sejak saat itu, Lincolnshire percaya bahwa penyihir bisa berubah menjadi kucing hitam kala malam tiba.

Di Amerika, kepercayaan akan kucing hitam juga semakin kuat, apalagi saat perburuan penyihir Salem. Dua puluh orang dihukum mati pada 1692, karena dianggap sebagai penyihir yang membuat anak perempuan Pendeta Samuel Parris di Desa Salem, mengalami sakit.

Bahkan hingga kini, kucing hitam dan penyihir tetap populer pada saat perayaan Halloween, dan menjadi simbol hal jahat yang akan terjadi kemudian. Namun, di Scotlandia, warga percaya bahwa kucing hitam tak dikenal yang  beranda rumah akan membawa kemakmuran. Bahkan di wilayah Midlands Inggris, kado pernikahan kucing hitam dipercayai membawa keberuntungan bagi pengantin wanita. Apalagi jika kucing hitam tersebut bersin.