Hewan Ini Bisa Tembus Pandang Meski Tanpa Jubah Gaib Harry Potter

By , Kamis, 23 Juli 2015 | 08:30 WIB

Komik, buku dan film telah membuat kita bermimpi untuk dapat menjadi tembus pandang. Para ilmuwan juga telah bekerja keras untuk memberikan kita jubah tembus pandang di dunia nyata (tapi tentu saja tak akan pernah sebaik jubah gaib milik Harry Potter).

Akan tetapi, tahukah anda bahwa ada hewan kecil yang benar-benar menakjubkan di luar sana yang mengalahkan kita untuk tembus pandang?

Dikenal sebagai Safir laut, krustasea air miniscule ini telah dinobatkan menjadi "hewan paling indah yang pernah terlihat", dan alasannya sungguh jelas. Beberapa anggota dari genus Sapphirina, jantan dapat memakai efek disko yang spektakuler, berkilauan dengan warna biru cemerlang, merah berapi-api atau berkilauan emas. Kemudian mereka menghilang dengan mudah, dalam sekejap.

Penelitian baru yang dipublikasikan dalam Journal of American Chemical Society, mengungkapkan rahasia trik mewah ini, dan itu bisa menelurkan generasi baru dari teknologi optik.

Para ilmuwan sudah tahu bahwa warna berkilau mereka karena adanya heksagonal berbentuk kristal guanin –senyawa sejenis dengan yang membantu bunglon untuk cepat berubah warna— yang berlapis antara zat seperti gel yang disebut sitoplasma. Ketebalan lapisan sitoplasma, juga ruang antara lapisan kristal, ternyata menjadi kunci dalam menentukan panjang gelombang cahaya yang mereka refleksikan, dan menjadi warna yang mereka tampakkan.

Menggunakan pemindaian mikroskop elektron untuk mencirikan penyusunan lapisan, mereka menemukan bahwa sementara ketebalan pelat kristal cukup beragam antara spesimen dengan warna yang berbeda, tebal sitoplasma berkisar antara 50 dan 200 nanometer.

Selain itu, warna copepoda ini juga tergantung pada sudut di mana cahaya mencapai kristal. Saat sudut itu menjadi 45 derajat, cahaya memantulkan pergeseran dari jarak terlihat pada ultraviolet. Biasanya, mata kita menyaring panjang gelombang UV, yang menyebabkan hewan-hewan kecil tampak menghilang dari pandangan kita dalam sekejap.

"Sebuah pertanyaan yang menarik dan masih mengganjal adalah apakah perbedaan pada warna merupakan bawaan genetik sehingga setiap jantan lahir dengan warna tertentu, atau apakah mereka dapat mengontrol warna yang tercermin," kata pemimpin peneliti Lia Addadi, dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, dilansir dari New Scientist.

Hal lainnya, peneliti berpikir temuan ini sangat berharga untuk digunakan dalam temuan baru sebagai panduan desain gelombang baru teknologi optik, misalnya pelapis reflektif atau display optik. Memang tak disebutkan sebagai Jubah Gaib, tapi tetap saja ada harapan.