Penerbangan Supersonik

By , Jumat, 24 Juli 2015 | 07:00 WIB

Bats bunyi untuk pertama kalinya dilewati pada tahun 1947 oleh pilot penguji, Charles Yeager dari Amerika dalam pesawat percobaan Bell X-1. Concorde buatan Inggris-Prancis secara rutin terbang pada kecepatan supersonik. 

Kecepatan bunyi yang berubah-ubah menurut tekanan dan suhu atmosfer, adalah 1.220 kilometer per jam pada muka laut, tetapi hanya 1.060 kilometer per jam pada ketinggian 40.000 kaki (12.200 meter). Sewaktu pesawat mendekati kecepatan bunyi, tekanan udara mengumpul di depan pesawat, dan menciptakan suatu "batas". Melampaui batas ini akan menciptakan suatu gelombang kejut, atau dentuman bunyi, yang dapat menyebabkan pilot kehilangan kendali terhadap pesawatnya. Pesawat Concorde dirancang untuk menahan tekanan tersebut. 

Pesawat Supersonik

Seperti Concorde, mengandalkan mesin-mesin perkasa dan rancangan ramping arodinamis untuk mencapai kecepatan supersonik. Rancangan ini harus mampu menahan olakan udara yang terjadi sewaktu pesawat melewati batas bunyi. Sayap delta yang membentang lembut memungkinkan pesawat tetap stabil dalam penerbangan supersonik maupun subsonik. Karena dentuman bunyi dapat menimbulkan kerusakan di daratan, di atas daratan Concorde tetap pada kecepatan subsonik. 

Hidung yang Dapat Disetel

Concorde memiliki hidung khas yang agak menunduk untuk memberikan keluasan penglihatan kepada pilot pada waktu pendaratan dan tinggal landas. Pada kecepatan jelajah, hidung itu dinaikkan untuk mengurangi hambatan udara.