Para ilmuwan dengan misi New Horizons milik NASA merilis hasil laporan temuan, dan draft gambar-gambar terbaru tentang Pluto, dalam konferensi pers pada 24 Juli.
Pluto memiliki gletser nitrogen mengalir dari corak ‘hati beku’-nya yang khas. Atmosfer tipis planet kerdil mungkin telah membekukan aliran itu di permukaan, akibat pergerakan Pluto yang menjauhi Matahari.
Pesawat antariksa New Horizons mengukur tekanan permukaan pada Pluto untuk pertama kalinya, serta berapa jumlah ukuran massa atmosfer di atasnya. Apa yang para ilmuwan temukan justru membingungkan mereka.
"Massa atmosfer Pluto telah menurun oleh dua faktor dalam dua tahun," kata Michael Summers, anggota tim dan ilmuwan planet di George Mason University di Fairfax, Virginia. "Itu cukup mengejutkan."
Pengukuran diambil dari Bumi, dimulai pada akhir 1980-an ketika Pluto lebih dekat ke Matahari, menunjukkan bahwa atmosfer Pluto telah benar-benar memadat dalam beberapa dekade terakhir. Itu bertentangan dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa atmosfer yang didominasi nitrogen akan membeku dan mengembun pada permukaan jika Pluto bergerak lebih jauh dari Matahari
Summers memperingatkan bahwa pengukuran baru dilakukan pada satu titik data dan masih perlu dikonfirmasi.
Pada saat yang sama, ia dan rekan-rekannya telah melihat lapisan kabut di atmosfer tipis Pluto. “Kabut muncul bergerombol dan meluas hingga 160 kilometer di atas permukaan, yang kira-kira lima kali lebih tinggi dari yang diperkirakan para ilmuwan,”kata Summers
Atmosfer Pluto diisi kembali oleh es yang menyublim di permukaannya. New Horizons telah mengidentifikasi tiga jenis utama dari es, yaitu nitrogen, metana, dan karbon monoksida, yang seluruhnya berada dalam corak hati terang pada Pluto yang disebut Tombaugh Regio.
Gambar close-up tepi dataran retak yang disebut Sputnik Planum memperlihatkan gletser nitrogen. Pada suhu dingin Pluto yang berkisar -235 ° C, 38 derajat di atas suhu mutlak nol, air es terlalu rapuh untuk mengalir. Tapi nitrogen dapat tetap mengalir, yang berarti gletser harus terbuat dari nitrogen, kata William McKinnon, anggota tim dan seorang ilmuwan planet di Washington University di St Louis, Missouri.
Sejauh ini, pesawat ruang angkasa New Horizons telah mengirim kembali sekitar 5% dari data yang telah dikumpulkan.