Waspada, Depresi Menjadi Jalan Masuk Penyakit Lain

By , Senin, 27 Juli 2015 | 08:30 WIB

Depresi adalah kondisi yang melemahkan tubuh dengan sendirinya. Studi baru menunjukkan bahwa sangat penting untuk mencari pengobatan bagi penderita depresi karena juga dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis lainnya termasuk penyakit Parkinson, stroke dan penyakit jantung.

Dalam studi Swedia yang diterbitkan dalam jurnal Neurology peneliti membandingkan 140.688 orang dengan diagnosis depresi dengan 421.718 orang tanpa depresi. Semua peserta yang berusia minimal 50 tahun di atas 26 tahun. Parkinson berkembang 1 persen dari mereka yang depresi, sementara itu, hanya 0,4 persen dari mereka yang tidak depresi mengembangkan penyakit ini.

Orang dengan depresi berkesempatan menderita Parkinson lebih dini dari mereka yang tanpa gangguan tersebut. Resiko Parkinson juga meningkat lewat keparahan gejala depresi: mereka yang dirawat di rumah sakit karena depresi tiga kali, lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit Parkinson dibandingkan mereka yang tidak dirawat di rumah sakit karena depresi; mereka yang dirawat di rumah sakit karena depresi lima kali atau lebih memiliki 40 persen kesempatan lebih mungkin didiagnosis Parkinson dibandingkan mereka yang dirawat di rumah sakit sekali.

"Kami melihat tautan antara depresi dan penyakit Parkinson selama rentang waktu lebih dari dua dekade, sehingga depresi mungkin merupakan gejala awal dari penyakit Parkinson atau menjadi faktor resiko untuk penyakit ini," ujar penulis penelitian dalam catatannya.

Tahun lalu sebuah studi Norwegia menemukan bahwa orang yang mengalami depresi berat memiliki 40 persen peningkatan risiko gagal jantung. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan European Society of Cardiology’s Heart Failure Association ini menemukan bahwa pasien gagal jantung yang juga menderita depresi memiliki resiko lima kali lipat peningkatan semua penyebab kematian terlepas dari penyakit penyerta lain dan beratnya kondisi gagal jantung.Pasien gagal jantung tanpa depresi sendiri memiliki resiko 80 persen lebih rendah dari kematian.

Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association menunjukkan bahwa orang dewasa setengah baya yang menderita depresi memiliki dua kali resiko stroke—dibandingkan mereka yang tidak—dan tetap memiliki resiko tinggi bahkan setelah gejala depresi mereda, terutama untuk perempuan.