Ular Boa Membunuh dengan Mengganggu Aliran Darah

By , Senin, 27 Juli 2015 | 17:10 WIB

Selama ini boa dikenal sebagai predator yang membunuh dengan mencekik mangsanya, membuatnya sesak napas hingga lemas. Namun ternyata, peneliti mengungkap bahwa ular boa memiliki cara yang lebih cepat dan efektif untuk membunuh mangsanya.

Cara itu adalah dengan memotong pasokan darah mereka.

Ketika sang ular meremas tubuh mangsanya, sistem peredaran darah menjadi terganggu: tekanan arteri menurun, tekanan vena meningkat, dan pembuluh-pembuluh darah mulai menutup. “Dengan tekanan yang demikian, jantung tidak memiliki kekuatan untuk memompa darah,” jelas pemimpin penelitian, Scott Boback, seorang ahli ekologi vertebarata di Pennsylvania.

Ia juga menjelaskan, kebanyakan binatang bisa bertahan hidup meski tidak bernapas dalam waktu lama. Layaknya orang yang tenggelam kemudian diberi bantuan resusitasi, mereka akan pulih dan mendapatkan kembali fungsi sistem pernafasannya. Namun hal itu tidak bisa terjadi pada makhluk hidup yang tidak memiliki denyut jantung.

Untuk memahami mekanisme penyempitan sistem peredaran darah akibat lilitan ular boa, Boback dan timnya melakukan suatu penelitian, dengan memasukkan beragam alat pada tubuh tikus yang dibuat pingsan: kateter pembuluh darah untuk mengukur tekanan darah, elektroda di dada tikus untuk merekam kegiatan elektris jantung. Kemudian sang tikus dimasukkan ke dalam kandang boa pelilit yang melilitnya semalaman penuh.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa sistem peredaran darah di tikus langsung kacau saat “dekapan” boa menyentuh bagian dadanya. Saat aliran darah melambat, organ dengan tingkat metabolisme tinggi seperti otak, hati, dan jantung akan mulai berhenti bekerja. Kondisi yang dalam istilah medis disebut “ischemia”—kondisi yang disebut "makan siang" oleh ular boa.

Dengan melakukan taktik membunuh dengan memotong pasokan darah mangsanya tersebut, akan memberikan keuntungan bagi jenis ular seperti piton dan anakonda. Semakin cepat mangsa yang ditangkap lemas dan mati, semakin kecil risiko mereka diserang balik oleh mangsa yang memiliki gigi tajam, cakar, atau bagian tubuh lain yang digunakan sebagai pertahanan diri.

Tak hanya itu, ternyata jenis ular pelilit butuh waktu lebih banyak untuk membunuh mangsanya yang masuk dalam kelompok ectotherms, jenis hewan yang mengandalkan panas eksternal untuk mengatur suhu tubuh, seperti kadal dan ular. Hewan ectotherms hanya akan menjadi lemas beberapa saat setelah dililit boa, namun akan kembali pulih saat mendapatkan kembali panas yang cukup untuk tubuh mereka berfungsi seperti sedia kala.