Semasa Anda bersekolah dulu, pernahkah Anda takut selama pelajaran Matematika berlangsung?
Di tahun 2012, suatu penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa takut dan khawatir dengan pelajaran Matematika mengalami aktivitas otak yang lebih aktif di bagian amygdalae, yakni bagian otak yang bekerja kala seseorang merasa terancam.
Sumber kekhawatiran akan pelajaran Matematika didapat dari banyak faktor, salah satunya adalah dari guru pengajar Matematika itu sendiri. Menurut riset, para pengajar Matematika yang dulunya juga takut akan pelajaran berhitung akan menularkan hal tersebut kepada anak didiknya.
Dikhawatirkan, ketakutan yang terus menerus bisa berdampak pada bagian prefrontal cortex, bagian otak yang berfungsi untuk memproses hal-hal abstrak, juga berdampak pada berkurangnya fungsi memori jangka pendek sehingga anak akan susah berkonsentrasi.
Cara pengobatan terhadap ketakutan akan pelajaran Matematika ini dilakukan dengan pendekatan psikologis. Salah satunya dengan metode eversion therapy, yang dalam bidang psikologi berarti menghadapi sumber ketakutan itu sendiri.
Dalam kebanyakan kasus, penyembuhan dengan cara eversion therapy tidak efektif saat seseorang dipaksa mengikuti pelajaran Matematika itu terus menerus, sehingga dilakukan metode penyembuhan lain yakni expressive writing. Dengan metode expressive writing, pasien diajak untuk menuliskan kekhawatiran mereka sesaat sebelum menghadapi pelajaran Matematika, dengan harapan para pasien menjadi lebih tenang dan ketakutan mereda. Dengan mengaplikasikan metode penyembuhan tersebut dalam suatu penelitian, terlihat bahwa para penderita fobia angka tersebut mengalami peningkatan hasil pada ujian Matematika yang mereka lakukan.