Di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe, ada satu ekor singa yang paling menonjol di antara yang lain. Singa dengan rambut hitam tersebut sangat disukai para pengunjung, namanya Cecil.
Beberapa waktu lalu, nama Cecil terkenal hingga ke luar dunia. Ia tewas akibat perburuan yang dilakukan oleh seorang dokter gigi asal Amerika, Walter James Palmer.
Tetapi, perburuan singa sudah sejak lama terjadi dan pastinya mungkin akan terjadi kembali di kemudian hari. Lalu apa yang begitu istimewa dari Cecil sehingga menarik perhatian warga dunia?
“Cecil adalah singa penghabisan,” ujar Brent Stapelkamp, seorang peneliti dari Unit Riset Konservasi Alam di Oxford University. Pria yang mungkin mengenal Cecil lebih baik dari siapapun ini menjabarkan, “Cecil adalah segalanya yang bisa diharapkan manusia ada pada seekor singa. Ia besar, kuat, dan terlihat megah.”
Satu lagi keistimewaan yang dimiliki Cecil, ia sangat akrab dengan manusia. Ia terbiasa dengan kehadiran manusia sehingga tak ada pengunjung yang merasa takut apalagi terancam ketika berada di dekatnya.
Dengan keramahan Cecil, banyak ilmuwan tertarik untuk menelitinya. Sejak tahun 1999, Cecil menjadi bagian dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Oxford. Stapelkamp sendiri telah mempelajari Cecil sejak 2008.
Selain itu, Cecil menjadi ikon Taman Nasional Hwange dan menjadi magnet penarik pengunjung. Luke Dollar, pemimpin program Big Cats Initiative, menjelaskan bahwa ketika seekor binatang dengan nama menjadi terkenal, semakin banyak kisah yang diceritakan tentangnya, semakin menguntungkan sektor pariwisata.
Namun demikian, kasus yang terjadi pada Cecil beberapa waktu lalu mungkin saja membuat Taman Nasional Hwange atau bahkan taman safari lainnya di Afrika kehilangan pengunjung. Dollar, mengungkapkan kekhawatirannya, berkata, “Keadaan yang demikian bisa membuat pihak konservasi kehilangan dana untuk melindungi hewan-hewannya.”