Isi Libur Akhir Pekan dengan Nostalgia di Pasar Klithikan Semarang

By , Minggu, 2 Agustus 2015 | 10:00 WIB

Kota Lama Semarang menawarkan kemegahan arsitektur masa lalu khas Belanda, seperti Gereja Blenduk. Namun, ada sisa-sisa sejarah lain yang ditawarkan di kawasan Kota Lama Semarang.Tempat lain tersebut adalah Pasar Klithikan "Padang Rani" (Pedagang Pasar Rani) yang menjual barang-barang antik di dekat Gereja Blenduk, tepatnya di dekat Taman Sri Gunting. Kumpulan penjual menawarkan berbagai barang-barang antik untuk para wisatawan yang tertarik mengoleksi."Kita di sini jualan barang-barang seperti kacamata, gelas dan piring keramik dari Tiongkok, kaset, buku, kamera, dan barang-barang lain," kata Koordinator Pedagang Pasar Klithikan "Padang Rani", Rully Krisbiantoro di Semarang, Jawa Tengah, beberapa hari yang lalu. Rully menuturkan bahwa pasar ini mulai dibuka dua tahun lalu karena prihatin Kota Semarang tidak punya pasar seni. Para penjual yang berjualan barang antik di Pasar Klithikan, lanjut Rully, semua berasal dari Semarang. "Dulu pernah di Koran Tribun, ada berita protes Semarang gak punya pasar seni seperti Pasar Triwindu. Perhatian kurang dari pemerintah. Usul kita gak pernah didengar. Ini buka cuma izin dari camat," ujar Rully.Salah satu wisatawan yang datang ke Pasar Klithikan dari Semarang, Faizal mengatakan bahwa merasa penasaran karena Pasar Klithikan ramai dikunjungi. Sempat pindah sebelumnya, lanjut Faizal, barang-barang yang dijual di Pasar Klithikan bagus-bagus dan juga langka."Pasar Klithikan bisa jadi tempat wisata di Kota Lama Semarang. Kalau bisa ditata dan diperbanyak pedagangnya," ujarnya.Pasar Klithikan menawarkan barang-barang bekas yang berkualitas asli. Rully mengatakan jika barang-barang yang dijual didapatkan dari pemulung-pemulung, kolektor, dan orang-orang yang menjual langsung. "Kita khusus berjualan barang antik. Kalau asli bilang asli tapi kalau palsu ya bilang. Harus jujur karena kita jangka panjang di sini," tutupnya.