Berlibur tidak lengkap rasanya jika belum mencicipi kuliner khas. Demikian pula bagi pengunjung gelaran Dieng Culture Festival 2015. Dalam acara ini, pengunjung dapat dengan mudah menemukan stand kuliner yang berbaris di sepanjang area festival.
Berbicara kuliner khas, ada beberapa jenis yang sangat banyak dijumpai di sekitar area DCF: mie ongkok, carica, purwaceng, kentang goreng dan tempe kemul. Pengunjung DCF tahu itu. Oleh karenanya stand-stand yang menjual kuliner tersebut selalu ramai oleh pengunjung.
Salah satunya adalah Dewi yang saat ditemui sedang membawa plastik besar berisi manisan carica. “Buat oleh-oleh rumah,” kata perempuan asal Semarang ini (31/8). Menurutnya, selagi dia di Dieng, dia tidak ingin menyesal karena tidak mencoba kuliner khas. “Nanti mau coba mie ongklok,” lanjutnya.
Tentang carica Dieng, buah ini terdaftar sebagai indikasi geografis di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia per 20 Juli 2012. Ini berarti secara hukum, tanaman ini dilindungi oleh undang-undang.
Tanaman carica ini sering juga disebut pepaya gunung. Memiliki nama ilmiah Carica pubescens, tanaman ini memang kerabat dari pepaya, hanya bentuknya lebih kecil.
Carica dapat diolah menjadi berbagai macam jenis. Diantaranya manisan, sirup, jus, selai hingga dodol. Olahan ini tidak hanya ada di dataran tinggi Dieng, tapi juga mudah dijumpai di Wonosobo.