Obat Epilepsi yang Dicetak dengan Mesin Cetak 3D

By , Rabu, 5 Agustus 2015 | 12:00 WIB

Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) telah memberi izin untuk produksi pil yang dibuat dengan mesin cetak tiga dimensi (3D).

Obat ini, dijuluki Spritam, dikembangkan oleh Aprecia Pharmaceuticals merupakan obat untuk mengendalikan serangan epilepsi.

Sebelumnya FDA juga menyetujui penggunaan peralatan medis -termasuk bagian tubuh palsu- yang dibuat dengan mesin cetak 3D.

Obat yang dicetak dengan alat seperti ini memungkinkan obat itu dibuat dengan ketepatan dosis yang lebih tinggi.

Para ahli memperkirakan, teknologi cetak tablet dengan mesin cetak 3D ini memungkinkan membuat obat pesanan berdasarkan kebutuhan khusus pasien, ketimbang membuat obat yang 'cocok untuk semua' seperti yang ada selama ini.

"Selama 50 tahun terakhir, kita memproduksi obat di pabrik dan mengirimkannya ke rumah sakit, dan untuk pertamakalinya proses itu diubah. Kita bisa membuat obat lebih dekat dengan pasien," kata Dr. Mohamed Albed Alhnan, pengajar ilmu farmasi di University of Central Lancashire.

Ini artinya, rumah sakit bisa menyesuaikan dosis untuk masing-masing pasien hanya dengan membuat perubahan di perangkat lunak sebelum melakukan pencetakan.

Sebelumnya, obat yang dibuat khusus seperti itu memakan biaya yang amat mahal, kata Dr. Alhnan.

Menurut Aprecia, Spritam akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2016.