Wisatawan Membeludak, Jepang Sulap Kantor Jadi Hotel

By , Kamis, 6 Agustus 2015 | 15:30 WIB

Setelah berhasil mencetak rekor angka kunjungan sebanyak 13,4 juta wisatawan di tahun 2014, kini Jepang menargetkan untuk menghadirkan lebih banyak wisatawan. Hal ini didukung dengan kurs Yen yang rendah dan kemudahan pengajuan visa bagi beberapa negara di Asia. Bahkan, pemerintah menargetkan angka kunjungan mencapai 20 juta wisatawan di tahun 2020 saat Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade.

Namun, tingginya angka kunjungan wisatawan turut menekan ketersediaan akomodasi di Tokyo yang saat ini berjumlah 100.000 kamar. Sebanyak 7.600 kamar rencananya akan mulai dibangun dalam waktu tiga tahun ke depan, menurut perusahaan survei di bidang industri perhotelan, STR Global. Lambatnya langkah yang diambil terkait dengan meningkatnya harga lahan dan biaya pembangunan.

Para pengembang akhirnya mengambil solusi dengan mengubah gedung perkantoran lama menjadi hotel dengan kamar kecil namun tetap bergaya. Kamar tersebut bisa disewakan dengan harga di bawah 30 dollar AS per malam, lebih murah setengah harga dibanding dengan hotel bisnis lainnya.

“Mengubah gedung perkantoran menjadi hotel adalah cara ideal untuk menanggapi kebutuhan kamar hotel yang mendesak,” kata Manager Senior Sankei Building Co, Yukari Sasaki.

Menurut Sasaki, membangun hotel dari awal akan menghabiskan dana terlalu banyak karena tingginya harga bahan kostruksi saat ini.

Kamar dengan tempat tidur bertingkat yang ditawarkan Grids Hostel (www.hostelworld.com)

Sankei, anak usaha Fuji Media Holdings Inc yang memiliki Koran Sankei, telah mengubah bangunan perkantoran tua berusia 35 tahun di Distrik Akihbara menjadi hotel kurang dari setahun dan menghabiskan dana tidak lebih dari 8 juta dollar AS.

Hotel yang diberi nama Grids tersebut memberi harga 3.300 Yen atau 27 dollar AS per orang untuk kamar dengan tempat tidur bertingkat dan 5.000 Yen atau 40 dollar AS untuk kamar premium.

Selain Sankei, perusahaan real estate B-lot tahun lalu juga mengubah gedung perkantoran berusia 28 tahun yang berlokasi di dekat pasar ikan Tsukiji menjadi hotel bernama First Cabin. Dengan uang sebesar 5.500 Yen, pengunjung sudah bisa mendapatkan “business-class cabin” dengan tempat tidur single.