Ekstrovert, Introvert, atau Ambivert?

By , Kamis, 6 Agustus 2015 | 09:30 WIB

Selama ini, kita hanya mengenal dua jenis kepribadian: ekstrovert dan introvert. Namun, ada satu tipe kepribadian yang luput dari perhatian: ambivert.

Dalam studi yang dipimpin oleh Dr Grant, salah seorang psikolog di University of Pennsylvania, dijelaskan bahwa setengah dari total populasi dunia memiliki kepribadian ambivert. Dikutip dari Wall Street Journal, Dr Grant menjelaskan bahwa hanya sepertiga dari penduduk dunia yang memiliki pribadi ekstrovert dan introvert yang dominan.

Sebelumnya, para ahli percaya bahwa jenis kepribadian ekstrovert dan introvert akan tetap stabil sepanjang hidup manusia. Mereka yang digolongkan ekstrovert merupakan orang-orang yang gemar berinteraksi. Semangat mereka berasal dari faktor luar, mereka senang menjadi pusat perhatian, melakukan brainstorming dengan orang lain. Satu hal yang pasti, mereka sangat tidak suka dengan kesendirian. Di sisi lain, seorang yang introvert mendapatkan semangatnya dari faktor internal. Mereka cenderung memilih berkumpul dengan sedikit mungkin orang, berinteraksi hanya dengan sedikit teman yang mereka percayai, dan merasa sangat tidak nyaman berada di tengah keramaian, apalagi menjadi pusat perhatian.

(Baca juga: Kepribadian Introvert Justru Menguntungkan)

Seseorang yang ambivert memiliki ciri yang ada pada kedua golongan tersebut. Namun demikian, tak ada ciri yang dominan yang dimiliki oleh seorang ambivert. Dalam laporan studi mengenai ambivert yang dimuat di jurnal Psychological Science di tahun 2013, dijelaskan bahwa orang ambivert sangat mudah beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang bisa menjadikannya seorang ekstrovert, ataupun introvert.

Dari studi tersebut pula, dijelaskan bahwa seorang yang ambivert di suatu waktu akan sangat senang bersosialisasi, sedangkan di waktu lain, juga merasa nyaman hidup menyendiri.

Nyatanya, studi mengenai ambivert sudah pernah dilakukan di tahun 1920 oleh seorang peneliti bernama Carl Jung. Namun, konsep kepribadian itu hanya menjadi teori yang belum bisa ia beri nama. Baru pada tahun 1940, jenis kepribadian ambivert akhirnya bisa dijelaskan secara rinci.

Golongan ambivert kembali ramai menjadi objek studi beberapa tahun terakhir. Peneliti berfokus pada analisa kepribadian introvert dan ambivert, dan bagaimana tipe kepribadian itu bisa memengaruhi mereka dalam perkawinan, keluarga, dan pekerjaan.

Penasaran untuk mengetahui tipe pribadi apa yang Anda miliki? Anda bisa mengikuti tes kepribadian yang dibuat oleh Daniel H. Pink, dengan mengakses tautan ini.