Pesawat terbang terlebar di dunia diproyeksikan akan mengudara dan diuji coba pada tahun 2016 ini. Pesawat yang disebut Stratolaunch tersebut dibangun oleh pendiri Microsoft, Paul Allen, sejak 2011 lalu.
Saat ini, dikutip dari Extreme Tech, Selasa (4/8), pesawat tersebut sedang dalam tahap konstruksi akhir di pangkalan Mojave Air and Space Port di California, AS.
Pesawat yang dirancang oleh perusahaan Stratolaunch Systems ini bukan bertujuan untuk memecahkan rekor dunia, namun tujuan utamanya adalah untuk meluncurkan roket satelit dari udara.
Roket pembawa satelit akan digendong oleh Stratolaunch hingga ke ketinggian tertentu sebelum akhirnya dilepas dan meluncur sendirian ke luar angkasa.
Dengan meluncurkan roket pembawa satelit di udara, Stratolaunch Systems mengklaim akan lebih menghemat biaya dan bahan bakar, karena roket tidak perlu meluncur dari posisi diam di darat.
Pesawat yang sama juga bisa dipakai kembali untuk melakukan misi peluncuran berikutnya. Selain itu, peluncuran roket juga tidak akan terkendala cuaca karena pesawat bisa meluncurkan roket dari lokasi mana pun sesuai keinginan.
Namun, berat roket dan satelit yang bisa diusung oleh Stratolaunch menjadi terbatas, mengikuti desain daya angkut maksimal pesawat.
Lebih lebar dari Airbus A380
Perusahaan perancang Stratolaunch, yaitu Scaled Composites membuat pesawat ini dengan menggunakan desain dasar dari dua unit Boeing 747.
Bentuk dan desain Stratolaunch menyerupai pesawat rancangan Virgin Galactic milik pengusaha kaya Richard Bransonn, yaitu dua badan pesawat (fuselage) yang menyatu dengan sayap.
Bedanya, jika Virgin Galactic menggendong pesawat ulang-alik di antara kedua fuselage, maka Stratolaunch menggendong roket peluncur satelit.
Bentang sayap (jarak antar kedua ujung sayap) Stratolaunch akan mencapai 385 kaki, atau setara 117 meter. Bentang sayap tersebut bakal lebih lebar 37 meter dari bentang sayap pesawat Airbus A380, pesawat angkut komersil terbesar saat ini.
Karena saking besarnya, maka Stratolaunch membutuhkan landasan (runway) yang lebih panjang dari pesawat komersil pada umumnya untuk takeoff.
Jika pesawat terbang pada umumnya membutuhkan landasan sepanjang dua hingga tiga kilometer untuk takeoff, maka Stratolaunch butuh runway sepanjang 3,5 hingga 4 kilometer.
Allen dan timnya berharap peluncuran roket dari udara ini akan lazim dilakukan di masa depan, dan membuka pintu bagi perjalanan luar angkasa.